Wisata Magelang

Amung Godhong, Kain Ecoprint Ramah Lingkungan dari Magelang

Amung Godhong adalah kain ecoprint karya Retno Setyaningsih yang didirikan sejak 2016. Pembuatannya rumit dan lama karena menggunakan bahan alami.

Ecoprint Amung Godhong Magelang

apahabar.com, MAGELANG - Amung Godhong adalah kain ecoprint karya Retno Setyaningsih yang didirikan sejak 2016 di Magelang. Pembuatannya rumit dan lama karena menggunakan bahan alami.

Deretan kain warna-warni dengan aneka motifnya yang unik berjajar rapi di rumah berhalaman teduh dan asri. Kain warna-warni itu adalah karya Retno Setyaningsih, pemilik sekaligus pengelola Amung Godhong yang didirikan sejak 2016.

Berbeda dengan lainnya, kain ecoprint Amung Godhong besutan Retno Setyani menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

"Semua pewarna yang kami gunakan menggunakan bahan alami yang tidak merusak lingkungan," kata Retno saat ditemui apahabar.com, Senin (2/10).

Menurut Retno, ecoprint memiliki perbedaan dengan kain batik. "Kain batik bahannya menggunakan malam, sedangkan ecoprint bahannya dari alam," tuturnya.

Satu lembar kain ecoprint bahkan membutuhkan kurang lebih 12 hingga 14 hari untuk siap dijual. Sedangkan untuk jenis shibori ekoprint buatan Retno membutuhkan waktu lebih 3 minggu.

Butuh Perawatan Khusus

Bukan hanya pembuatannya yang rumit dan panjang, Retno menuturkan, perawatan ecoprint juga memerlukan cara khusus.

"Sebaiknya dicuci pakai lerak, tetapi kalau tidak ada bisa pakai sabun yang ringan (sampo atau semacamnya), tidak boleh dimasukkan mesin cuci, harus handwash serta tidak boleh terkena pemutih," tuturnya.

Kepada apahabar.com, Retno juga mengatakan, bentuk dan warna dedaunan menjadi pemberi motif utama pada kain ecoprint.

Proses pembuatan Amung Godhong Magelang (Apahabar.com/Arimbihp)

"Tidak ada ketentuan jenisnya, seluruh daun dapat digunakan. Daun mangga, sirsak, pakis, daun jarak, daun jati, mahoni, dan lainnya," tuturnya.

Lebih lanjut, Retno menuturkan ecoprint Amung Godhong dibanderol dengan harga variatif, mulai ratusan hingga jutaan rupiah. Tak hanya kain, Retno juga menginovasikan produk ecoprintnya menjadi tas, kemeja, topi hingga sajadah.

Dalam sebulan, ia mampu memproduksi hingga 100 lembar kain ecoprint dibantu dengan tiga asistennya. Retno mengatakan, penjualan produk Amung Godhong Ecoprint sudah tersebar ke seluruh Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Bali.

"Ada juga yang handcarry untuk oleh-oleh buyer nya orang Indonesia kemudian dibawa ke luar negeri seperti Asia, Eropa dan Australia," ujarnya.

Hingga kini, Retno terus aktif membawa Amung Godhong ke berbagai pameran agar semakin dikenal.

"Rencananya juga akan ikut pameran di Jakarta, buyer-nya langsung dari luar negeri," pungkasnya.