Kolaborasi Seniman

Altermatter, sebuah Kolaborasi Seniman Indonesia dan Inggris Raya

Altermatter adalah lokakarya kolaborasi seniman Inggris Raya dan Indonesia untuk ciptakan produk baru. Program ini diluncurkan oleh British Council.

Bristish Council Program Altermatter Kolaborasi dengan Seniman Indonesia dan Inggris. Foto: apahabar/AP

apahabar.com, JAKARTA - Program Altermatter merupakan lokakarya kolaborasi seniman Inggris Raya dan Indonesia untuk menciptakan produk baru. Program ini diluncurkan oleh British Council.

Indonesia masih menyumbang jumlah sampah plastik terbesar di Dunia. Sampah yang tidak dapat terbiodegradasi dan tidak dapat dikendalikan merupakan permasalahan global. Untuk mengendalikannya,  British Council bekerja dengan lebih dari 200 negara dan wilayah dan berlokasi di 100 Negara.

Pada 2021 sampai 2022 british council telah menjangkau 650 juta orang. Beketepatan dengan hari jadi 75 tahun british council meluncurkan Altermatter sebagai inisiatif terbaru untuk menanggapi tantangan global.

Summer Xia, Country Director Indonesia & Director South East Asia, British Council, mengaku sangat bangga dengan sejarah kolaborasi antara Inggris Raya dan Indonesia yang telah membina dan memberdayakan generasi muda di bidang ekonomi kreatif, pendidikan, dan budaya.

Industri seni sangat penting bagi kesejahteraan suatu bangsa karena seni mencerminkan budaya dan nilai-nilai suatu bangsa, menghubungkannya dengan seluruh dunia, dan merupakan metode perubahan sosial yang kuat.

"Program Altermatter British Council bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menyatukan para seniman Inggris Raya dan Indonesia untuk terus makmur dalam kegemaran mereka serta peduli dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk mempromosikan keberlanjutan sekaligus memajukan komitmen kami terhadap seni,” Ujar Summer Xia, Country Director Indonesia & Direktor South East Asia, British Council dalam acara yang diadakan oleh British Council di Jakarta, Selasa (17/10).

Residensi Desain

Residensi desain merupakan fase selanjutnya dari rangkaian program Altermatter, dimana 10 desainer asal Inggris dan Indonesia akan diterjunkan di area tertentu untuk melakukan observasi dan pengembangan desain dengan pendekatan yang lebih berbudaya dan responsif terhadap isu dan sumber daya lokal.

Pada tahun 2023, program Altermatter juga akan mencakup residensi tatap muka mulai tanggal 18 - 27 Oktober di Bandung, Terdapat beberapa desainer Inggris dan Indonesia yaitu untuk Proyeksi Lingkungan ada Chrismastuti Nur sebagai Perancang bahan dan Rebecca Wilson sebagai Desainer produk, untuk Proyeksi Weeding ada Ditto Ernando sebagai Perancang bahan dan Sarah Diver Lang sebagai Perancang Produk, lalu di Proyeksi Tricoral ada Chloe Xingyu Tao sebagai perancang bahan dan Givan Rangga sebagai Desainer produk.

Untuk Proyeksi Mode Ulang  Tas ada Renuka Ramanujam sebagai perancang bahan dan Prashasta Adiandini sebagai desainer produk, dan untuk Proyeksi Monostool ada Bartiomiej Urbansk sebagai perancang bahan dan Heri Supriyanto sebagai Desainer produk.

Bartłomiej Urbański, Peserta Program Altermatter dari Inggris Raya, percaya bahwa Altermatter merupakan inisiatif berpikiran maju yang menjawab meningkatnya kebutuhan global akan praktik desain berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dapat mengarah pada pengembangan material dan solusi desain baru dan luar biasa yang berpotensi untuk meninggalkan dampak jangka panjang pada industri ini.

“Keberlanjutan bukan sekadar kata kunci, melainkan suatu keharusan. Krisis plastik global dan tantangan lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan kita. Desainer mempunyai peran unik dalam pertarungan ini, karena mereka adalah pencipta produk yang membentuk dunia kita,” ujarnya.

British Council merupakan organisasi Internasional Inggris Raya untuk hubungan budaya dan peluang pendidikan. Seiring dengan meningkatnya atensi terhadap perubahan iklim dan model ekonomi konsumtif, British Council juga melihatnya sebagai tantangan yang harus diatasi.

British Council secara aktif berupaya menghadapi tantangan terhadap perdamaian dan kesejahteraan global melalui berbagai cara, dan dengan mempertimbangkan komitmen terhadap sektor seni, dan berupaya memanfaatkannya sebagai sarana advokasi bagi kelestarian lingkungan.