Kalsel

Alhamdulillah! Apahabar.com Bantu Korban Banjir di Sungai Tabuk

apahabar.com, MARTAPURA – Manajemen Apahabar.com kembali menyalurkan donasi bagi korban banjir di Desa Pejambuan, Kecamatan Sungai…

Redaktur Pelaksana Apahabar.com Fariz Fadillah didampingi perwakilan MG Elang menyerahkan bantuan di Desa Pejambuan, Sungai Tabuk. Foto-Apahabar.com

apahabar.com, MARTAPURA – Manajemen Apahabar.com kembali menyalurkan donasi bagi korban banjir di Desa Pejambuan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (24/1).

Ini merupakan pendistribusian donasi yang kedua dilakukan Apahabar.com.

Di mana sehari sebelumnya ratusan paket sembako dan pakaian telah dibagikan kepada korban banjir di Desa Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala.

Pimpinan Umum Apahabar.com Budi Ismanto melalui Redaktur Pelaksana Fariz Fadillah mengatakan donasi ini merupakan wujud kepedulian Apahabar.com kepada korban banjir di Kalsel.

Di tengah padatnya kerja-kerja jurnalistik, kata Fariz, sudah sepantasnya Apahabar.com menyempatkan diri berbagi kepada sesama.

"Artinya perusahaan media juga memiliki tanggung jawab kemanusiaan ini," kata Fariz Fadillah di sela penyerahan donasi.

Kendati tak seberapa, sambung Fariz, diharapkan donasi ini mampu meringankan beban korban banjir Kalsel.

“Karena sekecil apa pun bantuan yang diberikan, Insyaallah akan memberikan manfaat positif bagi saudara kita,” jelasnya.

Fariz berkomitmen, di sisi menyuguhkan berita terpercaya, Apahabar.com juga terus berkontribusi dalam hal kemanusiaan.

"Salah satunya melalui langkah kecil ini," tegasnya.

Terakhir, Fariz berterima kasih kepada seluruh donatur yang telah berdonasi bagi korban banjir Kalsel.

"Terima kasih kepada seluruh donatur," cetusnya.

Sementara itu, Ketua Posko Jambu Merah, Masrani mengucapkan terima kasih kepada Apahabar.com dan MG Elang.

"Alhamdulillah, bantuan ini akan kita salurkan semaksimal mungkin kepada warga," katanya.

Mantan kepala desa ini mengatakan penyaluran donasi di sana terbilang cukup lancar.

Selain sembako dan pakaian, mereka juga memerlukan obat-obatan bagi masyarakat setempat

"Saat ini kita juga perlu obat-obatan, khususnya obat kulit," sebutnya.

Menurutnya, banjir ini merupakan musibah terparah selama hidupnya, yakni 64 tahun.

Memang pada 2006 silam banjir pernah terjadi, tambah dia, namun tak separah ini.

"Ini paling parah sudah," bebernya.

Saat banjir menerjang, dia pun harus keluar rumah dengan sehelai kain di badan.

Tak terlintas di benaknya untuk menyelamatkan harta benda. Menurutnya, keselamatan diri jauh lebih utama.

Walhasil sepeda motor, padi hingga harta berharga lainnya basah terendam air.

"Beruntung kita masih diberikan kesehatan dan tak memakan korban jiwa," pungkasnya.