Kalsel

Alasan Mencengangkan Disdik Mengapa Anak SMP di Banjarmasin Harus Sekolah Tatap Muka

apahabar.com, BANJARMASIN – Tindak kekerasan jadi salah satu alasan mengapa Disdik Banjarmasin memberikan lampu hijau pada…

Proses belajar tatap muka di sejumlah sekolah dasar dan menengah resmi dimulai pagi ini. Foto: Dok.apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Tindak kekerasan jadi salah satu alasan mengapa Disdik Banjarmasin memberikan lampu hijau pada anak SMP untuk belajar tatap muka.

Terutama saat anak harus berinteraksi dengan orang tua selama belajar dalam jaringan (daring) lantaran pandemi Covid-19.

"Psikologi anak karena adanya tekanan tugas dari belajar daring dan dilaporkan juga kekerasan pada anak," ujar Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Darmanto, Kamis (26/11).

Tindak kekerasan pada anak bisa digolongkan dua hal. Baik anak sebagai pelaku mau pun korban.

Di Tangerang, Provinsi Banteng, misalnya. Gara-gara susah belajar, seorang ibu sampai menganiaya anaknya yang masih duduk di kelas 1 SD. hingga tewas, akhir Agustus 2020 lalu.

“Anak bisa saja jadi korban,” ujar Totok.

Belajar tatap muka merupakan instruksi pemerintah pusat berdasar surat keputusan bersama (SKB) empat menteri.Yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Dalam SKB tersebut, empat kementerian mengungkap sederet alasan untuk memutuskan belajar tatap muka kembali.

Hasil analisis mereka, kata Totok, kebanyakan anak juga dropout atau absen ketika mengikuti belajar daring.

Lebih jauh, kemungkinan terbesar anak ke luar sekolah di Banjarmasin hanya untuk jenjang PAUD.

Alasannya karena orang tua beranggapan bahwa di sekolah tidak melaksanakan belajar tatap muka.

"Ketika dia berpindah jenjang lalu orang tua berpendapat tidak belajar juga. Itu analisanya," ucapnya.

Selama belajar daring, durasi berdiam di rumah orang tua maupun anak tentu meningkat.

Ada perubahan drastis pada rutinitas sehari-hari. Hal itu tak jarang menyebabkan keluarga mengalami konflik antar-anggota keluarga akibat timbulnya rasa bosan, jenuh, dan penat.

Karenanya, Totok menyampaikan jika belajar daring dikuatirkan berpengaruh pada tumbuh kembang dan pendidikan anak di rumah.

Anak, kata dia, juga harus melakukan interaksi antar-teman sebayanya. Tidak melulu dihadapkan dengan aktivitas belajar.

"Adanya perbedaan resapan pembelajaran sendiri. Mereka yang mampu ada gadget gampang mereka, tapi mereka yang tidak kasian," pungkasnya.

Di lain sisi, Totok menilai tidak ada penambahan kasus Covid-19 di sekolah di Banjarmasin.

"Tidak ada laporan anak sakit saat dia turun sekolah," pungkasnya.

Meminjam data Dinas Kesehatan Banjarmasin, per kemarin, sudah terdapat 3.620 pasien terkonfirmasi Covid-19, 88 di antaranya kasus aktif, 3.287 sembuh, dan 173 meninggal dunia.

Mulai Januari

Sistem belajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19 akan dimulai kembali Januari 2021 mendatang. Foto-apahabar.com/Bahaudin Qusairi

Kota Banjarmasin bakal menerapkan lagi sekolah tatap muka per 4 Januari 2021 mendatang. Namun hanya untuk tingkat SMP.

Kepastian didapat media ini setelah Dinas Pendidikan (Disdik) menggelar rapat bersama 35 kepala sekolah SMPN Se-Banjarmasin, Kamis (26/11) siang.

Rapat membahas evaluasi simulasi belajar tatap muka selama dua pekan belakangan.

Sebelum benar-benar kembali menerapkan sekolah tatap muka di tengah pandemi Covid-19, tahap transisi bakal diberlakukan.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Masa transisi dibagi menjadi tiga tahap. Yakni, simulasi, transisi, dan new normal.

"Banjarmasin masuk ke tahap selanjutnya yakni transisi dan peraturannya lagi digodok dengan memperhatikan simulasi ke empat sekolah," ujar Kepala Disdik Banjarmasin Totok Agus Darmanto.

Sekolah dimaksud yakni SMP Negeri 7, SMP Negeri 10, SMP Negeri 12, SMP Negeri 31, SMPIT Insan Madani, SMP Muhammadiyah 2, SMP Muhammadiyah 3, SMP Muhammadiyah 4, SMP Al Mazaya. Lima SMP terakhir berstatus swasta. Semuanya telah melakukan simulasi.

Totok menyampaikan selama masa transisi seluruh lembaga pendidikan tingkat SMP diperbolehkan melaksanakan belajar tatap muka selama dua bulan.

“Nanti dievaluasi lagi,” tandasnya.

Masa transisi dimulai dari 4 Januari dan Februari 2021 mendatang. Hal itu sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri di Indonesia. Yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Isi SKB tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

"Kemudian Maret masuk ke tahapan New Normal," ucapnya.

Dalam SKB, kata dia, sejatinya semua tingkat lembaga pendidikan berhak memulai lagi belajar tatap muka. Mulai dari PAUD, SD dan SMP.

Namun Totok menjelaskan khusus di Banjarmasin hanya jenjang SMP yang melayani transisi belajar tatap muka.

Sedangkan tingkat SD hanya sebatas simulasi. Simulasi berlangsung selama 2 pekan mulai awal Januari 2021.

"Untuk SD dan PAUD belum kita rencanakan, mungkin PAUD akan kita atur kembali," pungkasnya.

Akan tetapi, Disdik juga tidak bisa serta merta kembali memulai belajar tatap muka. Sekalipun hanya untuk SMP.

Pasalnya semua bergantung orang tua siswa, apakah menyediakan anaknya turun ke sekolah atau tidak.

Namun dari survei, kata dia, orang tua kebanyakan setuju pembelajaran tatap muka digelar di sekolah.

"Semua sekolah negeri siap layani sekolah tatap muka, tetapi tidak wajib orang tua,” pungkasnya.

Tags
Kalsel