Kalsel

Alasan Ketua Nasdem Amuntai Tolak Autopsi Jasad Anaknya

apahabar.com, AMUNTAI – Hati orang tua mana yang tak hancur melihat makam anaknya dibongkar. Hal itulah…

Munawari amat yakin anaknya meninggal bukan karena tenggelam. Foto: apahabar.com/Al-Amin

apahabar.com, AMUNTAI – Hati orang tua mana yang tak hancur melihat makam anaknya dibongkar. Hal itulah yang dirasakan oleh keluarga Munawari.

Rencana autopsi terhadap jasad Muhammad Imam Ma’rif (13) batal dilakukan penyidik dari Polres Hulu Sungai Utara (HSU).

Alasannya, istri Munawari tak tega melihat jasad Imam yang telah terkubur lebih dari sebulan lamanya dibongkar polisi meski sebelumnya mereka setuju autopsi dilakukan polisi.

“Ibu kandungnya tidak tega karena sudah cukup lama anaknya dikubur,” kata kuasa hukum keluarga Imam, Nur Wakib, kepada apahabar.com, Senin (20/12) siang.

Autopsi sejatinya dilakukan guna menyingkap tabir penyebab kematian Imam.

Kendati autopsi batal, Nuwa -panggilan akrab Wakib- yakin dan sangat percaya polisi bakal tetap mengungkap kasus ini.

“Hal itu karena keyakinan kami kematian Imam bukan karena tenggelam,” ucap Nuwa.

Keyakinan mereka juga bukan tanpa sebab. Saat memandikan jasad Imam, banyak ditemukan luka lebam. Ada di dahi, tangan dan hidung.

“Mulut banyak tanah seperti ada tekanan ke bawah air terhadap korban,” ujarnya.

Lebih anehnya lagi, tinggi air di lokasi penemuan jasad Imam hanya 20 sentimeter.

“Sementara anak ini tingginya 1,5 meter, kan sangat janggal,” jelas Nuwa.

Hasil kesimpulan akhir, Nuwa bilang keluarga berkukuh Imam bukan meninggal karena tenggelam.

“Intinya kami kuasa hukum dari keluarga korban dan dari semua kerabat meyakini bahwa anak Imam meninggal bukan karena tenggelam tapi ada penganiayaan yang mengakibatkan dirinya meninggal,” sambungnya.

“Korban tidak ada riwayat epilepsi. Kondisinya sehat tidak sakit, pandai berenang dan menyelam, TKP juga bukan sungai yang dalam tapi hanya area persawahan yang airnya maksimal 20 sentimeter,” jelasnya.

Munawari, ayah Imam yakin Polres HSU bisa segera menetapkan tersangka atas kematian putranya itu.

“Kalau kami sekeluarga sangat yakin Polres HSU bisa segera menetapkan tersangkanya,” ucapnya dihubungi terpisah.

Sebagai pengingat, Jumat 12 November, Imam ditemukan tak sadarkan diri di sebuah kubangan sawah Desa Palimbangan RT 02, Haur Gading, Kabupaten HSU.

Tepat di depan pohon sawo itu Imam ditemukan dalam posisi tertelungkup. Mulut, hidung hingga dadanya sudah penuh lumpur.

Seorang bidan desa memeriksa Imam yang sudah tak sadarkan dan tidak bergerak sedikitpun.

"Sudah meninggal," ujar bidan itu.

Orang yang kali pertama menemukan Imam adalah rekan sebayanya, FS atau F dan AT. Hanya keduanyalah yang tahu persis penyebab kematian Imam sebenarnya.

"Kami curiga ada yang mereka lindungi," tutur Munawari.

Jasad Anak Ketua Nasdem Amuntai Batal Diautopsi!