Nasional

Alasan Desainer Pakai Garuda di Ikon Istana Ibu Kota Baru

apahabar.com, JAKARTA – Pemenang sayembara desain Istana Negara di Ibu Kota Baru, Kalimantan Timur (Kaltim), Nyoman…

Oleh Syarif
Desain burung garuda di Ibu Kota Baru. Foto-Tangkapan layar @Nyoman_nuarta

apahabar.com, JAKARTA – Pemenang sayembara desain Istana Negara di Ibu Kota Baru, Kalimantan Timur (Kaltim), Nyoman Nuarta membeberkan asal-usul desain yang dibuatnya tersebut.

Desain yang dilengkapi Garuda gagasan Nyoman sempat mendapat banyak kritik dari netizen hingga asosiasi arsitek.

Nyoman sendiri memilih konsep Garuda karena merupakan ikon yang mewakili seluruh Indonesia. Ia pun mengaku tak mau meniru bangunan-bangunan di negara lain.

“Indonesia kan belum pernah bikin Istana, itu kan warisan kolonial. Kita disuruh meniru terus terang nggak mau. Karena saya bukan penjajah. Saya harus bisa menyodorkan identitas bangsa.

Kalau nanti ada yang kayak di Jerman maunya. Lho, kita ini orang apa? Orang apa kok penginnya seperti di Jerman. Kaidah-kaidahnya tidak sesuai,” tegas Nyoman, kutip detikcom.

Nyoman mengatakan, ikon Garuda dalam desain Istana Negara di Ibu Kota Baru adalah identitas yang mewakili bangsa, bukan hanya satu suku budaya di Tanah Air.

“Ide saya mendesain itu karena berpikir Garuda sudah dipahami. Garuda Pancasila sudah komitmen nasional, itu kita setuju. Tapi kalau saya bawa style rumah rakyat etnis tertentu di situ, etnis yang lain marah dong, cemburu dong? Betul nggak? Jadi harus yang nasional dan itu sudah komitmen,” tegas Nyoman.

Ia menuturkan, desain yang digagasnya itu dikembangkan bersama timnya yang terdiri dari arsitek, ahli struktur, ahli lingkungan, dan sebagainya. Ia menjelaskan, desain yang sudah ditampilkan ke publik sendiri adalah desain dasar yang masih terus dikembangkan, menyesuaikan dengan kebutuhan Istana Presiden itu sendiri.

“Istana itu kan ada kepentingan-kepentingan. Istana harus aman, kuat. Kedua, tamunya bermacam-macam. Ada yang namanya tamu negara, lewatnya dari mana. Ada tamu VIP kita, menteri-menterinya, rakyat, ada 17 Agustus yang selalu dirayakan di depan Istana. Bagaimana mengatur manusia ini? Itu tidak gampang, dan itu kita pelajari. Kita juga pakai konsultan yang ahli dalam bidang itu,” papar Nyoman.

Nyoman menerangkan, pihaknya harus menyelesaikan pengembangan dari desain dasar dalam kurun waktu dua minggu ke depan. Lalu, proyek Istana Negara itu akan dilelang untuk menentukan kontraktor apabila Rancangan Undang-undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) sudah disahkan.

“Pembangunannya setelah basic desain selesai, kita kan dikasih waktu 2-3 minggu, itu akan ditenderkan kalau sudah ada UU IKN, baru bisa ditenderkan,” pungkas Nyoman.