Geliat UMKM

Aktivitas Transaksi Terpantau, QRIS Alat Bantu UMKM Naik Kelas

BI menyatakan QRIS yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari BI dapat membantu UMKM untuk naik kelas.

Salah satu warga melakukan pembayaran menggunakan QRIS untuk membeli beras saat operasi pasar beras yang digelar di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Kamis (9/2). Foto: ANTARA

apahabar.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari BI dapat membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk naik kelas.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwi Saputra menjelaskan hal itu di Semarang, Sabtu (11/2). Menurutnya, QRIS merupakan alat yang yang efektif bagi UMKM untuk naik kelas.

"Karena dengan QRIS aktivitasnya (transaksi, red.) terlihat," ujar Rahmat Dwi.

Melalui QRIS, kata dia, akan terlihat aktivitas transaksi dari UMKM yang secara tidak langsung menunjukkan perkembangan bisnisnya, misalnya saat membeli bahan baku hingga menjalankan proses produksi.

Baca Juga: UMKM hingga Industri, Sumber Pertumbuhan Ekonomi 2023

"Waktu beli bahan baku, waktu produksi kan kelihatan. Belinya berapa kan langsung tercatat secara elektronik. Penjualannya pun, dia akan tercatat secara otomatis di elektronik," terangnya.

Dengan begitu, kata Rahmat Dwi, perbankan yang menjadi tempat pelaku UMKM mempercayakan penyimpanan uangnya akan mudah memantau aktivitas transaksinya, termasuk perkembangan dari waktu ke waktu.

Apalagi, kalangan perbankan melalui aplikasi mobile banking yang dimiliki sudah menyediakan fitur QRIS untuk memudahkan nasabah untuk menggunakan QRIS ketika bertransaksi.

"Bank tempat dia (UMKM) buka rekening, bank itu bisa memantau setiap hari. Bahkan, setiap detik ketahuan setiap ada transaksi. Kalau ada peningkatan skala usaha kan akan kelihatan," katanya.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Perbankan Jangan Lupakan UMKM dan Hilirisasi SDA

Jadi, Rahmat mengatakan bahwa perbankan bisa menghitung secara cepat ketika UMKM membutuhkan tambahan modal kerja atau perluasan kapasitas seiring dengan peningkatan skala usaha yang sudah terekam.

Rahmat menambahkan, penggunaan QRIS memang diarahkan kepada kalangan UMKM, dan saat ini sebagian besar penggunanya, terutama pelaku usaha berskala mikro dan ultra mikro.

Berdasarkan data BI, total pengguna QRIS di Jateng dari kalangan UMKM tercatat sebesar 90,16 persen, terdiri atas 58,48 persen dari skala mikro dan ultra mikro, kemudian skala kecil 25,57 persen.

"Kemudian, pengusaha skala menengah yang menggunakan QRIS tercatat 6,55 persen, sedangkan pengusaha besar hanya 3,99 persen," tandasnya.