Nasional

Aktivitas Meningkat, Status Tanggap Darurat Gunung Merapi Diperpanjang

apahabar.com, YOGYAKARTA – Akibat kondisi Gunung Merapi belum kondusif, Pemkab Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperpanjang…

Setelah stabil sepanjang 2019, Gunung Merapi kembali memperlihatkan aktivitas mengkhawatirkan. Foto: Detik

apahabar.com, YOGYAKARTA – Akibat kondisi Gunung Merapi belum kondusif, Pemkab Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperpanjang status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi hingga 31 Januari 2021.

Tercatat sudah dua kali Pemkab Sleman memperpanjang masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi.

Sebelumya pemberlakuan status tanggap darurat bencana erupsi Merapi berakhir 30 November 2020. Kemudian diperpanjang menjadi 1 sampai 31 Desember 2020.

Penyebab perpangan status tanggap darurat ini adalah ancaman dampak erupsi Gunung Merapi belum terlibat berubah. yang mengalami peningkatan.

“Berdasarkan hasil pemantauan aktivitas Gunung Merapi sejak 18 hingga 24 Desember 2020, terlihat peningkatan aktivitas vulkanis,” papar Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto, Sabtu (2/1) seperti dilansir Pikiran Rakyat.

“Sampai sekarang masih berpotensi terjadi guguran lava, lontaran material vulkanis, hingga ancaman awan panas dari Gunung Merapi,” imbuhnya.

Dengan pemberlakuan status tanggap darurat, Pemkab Sleman dimungkinkan menggunakan alokasi dana tidak terduga untuk keperluan penanggulangan dampak bencana tersebut.

Faktanya masih terdapat sekitar 240 warga dari kawasan Gunung Merapi yang mengungsi di tempat pengungsian Glagaharjo, Cangkringan.

Sebelumnya Bupati Sleman, Sri Purnomo, menjelaskan penanganan tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi sudah dianggarkan dalam APBD 2020 sebesar Rp10,16 miliar.

“Telah terealisasi sebesar Rp6,37 miliar atau 66 persen. Menghadapi situasi yang berkembang, juga telah dimasukkan anggaran tak terduga dalam RAPBD 2021,” tandas Purnomo.

Gunung Merapi terakhir kali meletus 21 Juni 2020dengan tinggi kolom erupsi 6.000 meter dari atas kawah puncak gunung. Padahal sepanjang 2019, gunung setinggi 2.930 mdpl itu terbilang stabil.

Tercatat sejak 1768, sudah terjadi lebih dari 80 kali letusan di Merapi. Letusan terbesar terjadi pada 1768, 1822, 1849, 1872, serta 1930 hingga 1931.