Aksi Penodongan

Aktivis ISESS Ditodong Pistol, IPW: Jangan Bungkam Suara Kritis 

AKSI penodongan terhadap peneliti kepolisian dari Institut for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menuai simpati d

Pistol yang berhasil dirampas peneliti kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto. Foto: Bambang untuk apahabar.com

apahabar.com, SURABAYA - Aksi penodongan terhadap peneliti kepolisian dari Institut for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto menuai simpati dari rekan sejawatnya.

"Indonesia Police Watch mendorong kapolda Jatim mengusut dan menangkap para pelaku penodongan terhadap sejawat kami," jelas Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso kepada apahabar.com, Jumat petang (23/6).  

Bambang, kata Sugeng, seorang peneliti yang kritis terhadap Polri. Ia kerap menyoroti dugaan laku lancung dan gaya hidup mewah sejumlah jenderal dan keluarganya. 

Sebagai contoh, baru tadi, Bambang turut menyoal kenaikan pangkat mantan direktur Reskrimsus Polda Kalimantan Selatan. Brigjen Pol Rizal Irawan sempat tersangkut kasus pemerasan 'Richard Mille'.

Baca Juga: Pengusutan Kasus Pelanggaran Polisi 'Lamban', ISESS: Mana Komitmen Kapolri?

Menurut Sugeng, tak ada yang salah dengan gaya kritik Bambang. "Karena kritikan Bambang juga konstruktif [membangun]," jelas Sugeng. 

Pengungkapan dan penangkapan pelaku, kata Sugeng, perlu segera dilakukan. Agar, motif aksi penodongan terhadap Bambang tidak menjadi bola liar.

"Apakah motif ekonomi semata atau ada motif intimidasi terselubung untuk menekan orang-orang kritis pada oknum dan kinerja Polri," jelas Sugeng.

Baca Juga: Istri Kabareskrim Pamer Harta, ISESS: Wajar Jadi Bola Liar di Masyarakat

Pengungkapan, saran Sugeng, bisa dilakukan mulai dari senjata yang berhasil direbut Bambang. Juga, CCTV di sekitar TKP guna mengidentifikasi motor dan kendaraan pelaku.

Saat berita ini hendak ditayangkan, kepolisian yang mulanya tidak merespons upaya konfirmasi apahabar.com kini angkat bicara. Kepala Humas Polresta Malang Kota Iptu Eko Novianto memastikan penyelidikan tengah digelar. 

"Sedang dilakukan pengumpulan bahan keterangan," singkat Eko, Jumat malam. 

Lokasi TKP penodongan Bambang Rukminto. Foto: Bambang untuk apahabar.com

Sebagai pengingat, Bambang Rukminto yang dikenal vokal terhadap kepolisian menjadi korban penodongan, Jumat (23/6). Aksi penodongan menimpa Bambang baru tadi sekitar pukul 14.45.

Mulanya ia hendak pulang ke rumahnya seusai mengambil uang di sebuah anjungan tunai mandiri. Lokasi penodongan tepat di Jalan Danau Yanmur, Sawojajar, Kota Malang.

"Kejadiannya di jalan depan sekitar 100 meter dari rumah saya," jelas Bambang kepada apahabar.com.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: 

Empat orang pria berboncengan dengan menggunakan dua sepeda motor tiba-tiba memepet Bambang. "Mereka memepet saya di belokan jalan depan rumah," jelas Bambang.

Dua di antara empat orang tersebut kemudian menodongkan pistol. Mereka meminta Bambang untuk menyerahkan telepon genggamnya. "Saya lirik pistolnya tipis, perkiraan saya air soft gun," jelasnya.

Baca Juga: ISESS: Komjen Dofiri Berpeluang Besar Gantikan Wakapolri Gatot Eddy

Bambang berhasil merebut salah satu pistol dari si penodong yang berada di sisi kanannya. Ia juga sempat melawan dengan memukul si penodong di bagian wajah.

"Kaca mata saya pecah, saya kemudian berteriak 'rampok'," jelas Bambang.

Secara lisan, Bambang sudah melaporkan kasus penodongan yang menimpanya ke Polresta Malang. "Tadi sudah saya laporkan secara lisan ke kapolresta," pungkasnya.

Baca Juga: ISESS Soroti Pembantaian Lansia oleh Preman Tambang di Pengaron!

apahabar.com sudah menghubungi Kapolresta Malang Budi Hermanto untuk mendapat konfirmasi, namun belum ada jawaban.

Selama ini Bambang dikenal vokal mengkritisi kebijakan dan skandal di tubuh kepolisian. Mulai dari peristiwa Duren Tiga, skandal narkoba Irjen Teddy Minahasa, dan Tragedi Kanjuruhan.

"Saya tidak mau berpikir lebih jauh, saya positif thinking saja, ini murni kejahatan jalanan," ujarnya.

Bambang juga meminta polisi terus berpatroli di kawasan tersebut secara intensif. Agar kejadian nahas yang menimpanya tak berulang.