Tak Berkategori

Akhlak Buyut Rasulullah SAW Ketika Dituduh Mencuri

apahabar.com, BANJARMASIN – Rasulullah SAW memiliki akhlak yang menawan. Akhlak mulia itu juga ditiru oleh buyutnya…

Foto : Islamidiyah

apahabar.com, BANJARMASIN – Rasulullah SAW memiliki akhlak yang menawan. Akhlak mulia itu juga ditiru oleh buyutnya yang terkenal dengan julukan 'Zainal Abidin', yakni Imam Ali bin Husein RA. Keindahan akhlak Imam Ali terlihat ketika beliau dituduh mencuri oleh seorang pebisnis. Bagaimana ceritanya?

Diceritakan Habib Jindan bin Jindan dalam salah satu tausiahnya, suatu ketika ada pebisnis yang mau bertransaksi ke pasar. Dia pun menyiapkan uang 1000 dirham untuk keperluan itu. Singkat cerita, di tengah perjalanan, waktu salat tiba. Maka, dia pun singgah untuk menunaikan salat.

Setelah salat ditunaikan, dia meneruskan perjalanannya ke pasar. Sampai di sana, dia menyadari uangnya telah tidak lagi ada di kantongnya. Maka dia pun berpikir: mungkin tadi tertinggal di masjid. Dia pun bergegas ke masjid.

Ketika di masjid, pebisnis itu tidak menemukan uangnya. Dia hanya menemukan seseorang yang sedang salat sunat sendirian. Orang itu adalah Imam Ali RA. Maka dia pun berpikir, jangan-jangan orang inilah yang telah mengambil uangnya.

"Sudah, jangan pura-pura sembahyang, kembalikan uangku atau kau pukuli kamu dalam salat!" teriak si pebisnis mendekati orang yang tengah salat.

Mendengar ada suara mendekat, Imam Ali pun mempersingkat salatnya. Setelah salam, pebisnis tadi langsung menangkap baju Imam Ali sembari berkata, "Mana uang saya yang kamu pencuri."

Imam Ali tau kalau orang itu salah paham, maka beliau pun kemudian mengatakan, "Saya akan kembalikan uangmu di rumah, tapi jangan kau buka aibku ini ke mana-mana."

"Baik, dasar pencuri," hardik si pebisnis.


Sesampainya di rumah Imam Ali, pebisnis tersebut diberikan uang sebanyak uangnya yang hilang (1000 dirham). Orang itu pun mengambil uang yang diberikan sembari menggerutu, "Untung tidak kulaporkan, kalau kulaporkan, sudah dipotong tanganmu."

Sepulang dari rumah Imam Ali, pebisnis tadi kembali ke pasar, melunasi keperluannya. Setelah selesai, dia pun pulang. Saat di rumah, dia dikejutkan dengan penuturan istrinya yang mengabarkan uang miliknya tertinggal.

Pebisnis tadi kebingungan dengan apa yang baru saja dia alami. Dan yang membuatnya lebih bingung adalah siapa orang yang telah dituduhnya mencuri, dihinanya, dan sudah diambil uangnya, namun malah mengakui kesalahan yang tak diperbuatnya.

Si pebisnis pun kemudian bergegas menuju ke rumah orang yang telah dizaliminya. Mendekati rumah itu, dia bertanya pada tetangga Imam Ali, "Rumah siapa itu?"

Pebisnis itu tercengang ketika mendengar jawaban tetangganya yang mengungkapkan, "Itu adalah rumah Imam Ali bin Husin, buyut Rasulullah SAW."

Pebisnis itu bergetar tubuhnya. Dia menyesali apa yang telah diperbuatnya. "Celaka aku, aku telah berbuat zalim pada buyut Rasulullah SAW."

Segera saja dia melangkah mendekati rumah Imam Ali, lalu mengetuknya dengan penuh sesal. Ketika Imam Ali membukakan pintu, pebisnis itu langsung bersimpuh, mengutarakan permohonan ampun atas tindakannya. Dia juga mengeluarkan uang 1000 dirham milik Imam Ali yang telah diambilnya.

Bukannya balik marah apalagi memaki, Imam Ali malah merelakan uang yang telah diberikannya.
"Kami Ahlil Bait, tidak mengambil uang yang telah kami keluarkan," jelas Imam Ali dengan senyum dan tatapan penuh kesantunan.

editor: Muhammad Bulkini