Pemkab Barito Kuala

Air Mata Haru Paskibraka Batola Usai Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI

apahabar.com, MARABAHAN – Hujan yang sempat mengguyur Marabahan seusai upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, seakan…

Bupati Hj Noormiliyani AS menyerahkan Sang Merah Putih kepada anggota Paskibra Batola, Jehan Novia Hafizsya, dalam upacara puncak HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Lapangan 5 Desember Marabahan. Foto: Prokopimda Batola

apahabar.com, MARABAHAN – Hujan yang sempat mengguyur Marabahan seusai upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, seakan mewakili perasaan anggota Paskibraka Barito Kuala.

Seusai menunaikan tugas menaikkan Sang Merah Putih di Lapangan 5 Desember Marabahan, Rabu (17/8) pagi, sebagian besar dari mereka meneteskan air mata.

Tentu bukan kesedihan, melainkan air mata keharuan yang bercampur aduk dengan kebahagiaan, kebanggaan dan rasa lega telah berhasil menyelesaikan tugas pertama.

“Alhamdulillah berjalan lancar. Awalnya memang sempat kepikiran, terutama malam sebelum pengibaran. Namun berkat doa bersama dan kerja keras, semuanya bisa dilewati,” papar Syarif Hidayat, salah seorang petugas pengerek bendera.

“Memang sewaktu di lapangan dan akan mulai melangkah, terasa gugup luar biasa. Baru selesai pengibaran, semuanya terasa lega sampai air mata juga menetes,” imbuh siswa SMAN 1 Marabahan ini.

Paskibraka Barito Kuala melintas di depan tribun Lapangan 5 Desember Marabahan menjelang pengibaran bendera. Foto: Prokopimda Batola

Hal serupa juga dirasakan Akhmad Noor Fiqri. Rasa gugup dan takut salah terus menghantui, terlebih pengerek bendera selalu menjadi pusat perhatian.

“Kalau gugup sudah pasti. Namun saya hanya berusaha fokus agar berhasil mengerek bendera sampai ujung tiang. Alhamdulillah tugas awal kami berjalan lancar,” jawab siswa MAN 1 Batola ini.

Selain keberhasilan menjalankan tugas, tak sedikit anggota Paskibraka Batola yang larut dalam keharuan lantaran penampilan mereka juga disaksikan orang tua.

Terlebih selama kurang lebih 23 hari, mereka terpisah dari orang tua selama menjalani karantina. Selama 23 hari pula, mereka digojlok latihan dengan disiplin ketat.

“Alhamdulillah. Sudah bisa melewati karantina, juga pahit manis latihan. Sisanya adalah perasaan haru bisa membuat orang tua bangga,” sahut Candra Wijaya Nugraha, siswa SMAN 1 Alalak di pasukan 45.

Trio pengerek bendera Paskibraka Batola bersama tim pelatih dan Kabid Pemuda dan Olahraga di Dinas Kepemudaan Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar), Arie Deny Wahyudi, seusai upacara peringatan detik-detik Proklamasi. Foto: Istimewa