Kalsel

AFK 2020 Berakhir, Kualitas Karya Sineas Muda Tak Luntur

apahabar.com, BANJARMASIN – Rangkaian festival sinema Aruh Film Kalimantan (AFK) 2020 resmi berakhir. Ditutup dengan malam…

Oleh Syarif
Malam penganugerahan Aruh Film Kalimantan di Kampung Buku Banjarmasin. Foto-apahabar.com/Musnita Sari

apahabar.com, BANJARMASIN – Rangkaian festival sinema Aruh Film Kalimantan (AFK) 2020 resmi berakhir. Ditutup dengan malam penganugerahan Mandau Emas dan Perak di Kampung Buku Banjarmasin, Selasa (29/12) malam.

“Memang secara kuantitas berkurang tapi tidak terasa. Pandemi tidak menghalangi kualitas film di AFK menjadi menurun,” ungkap Direktur Festival AFK 2020, Munir Shadikin kepada apahabar.com

Sekitar 45 film yang masuk dan berkompetisi dalam AFK tahun ini. Dari proses penjaringan, terpilih 9 film yang menjadi nominasi dalam penghargaan Mandau Emas (untuk mahasiswa/umum) dan Mandau Perak (untuk pelajar). Film terpilih, kata Munir, dapat menjadi tolak ukur film di Kalimantan.

“Meski di kondisi pandemi, tetapi mereka tetap produktif dan kualitasnya tidak menurun,” imbuh dia.

Bang Dhin menyerahkan penghargaan Mandau Perak untuk Andi Risdianto selaku sutradara Film Seroja. Foto-Istimewa

Penghargaan Mandau Perak dimenangkan oleh Film Seroja dari Team Creative Multimedia (TMC) Balangan (SMKN 1 Batu Mandi). Sedangkan, film Tulah Tungku karya Historia Kreator berhasil memenangkan penghargaan Mandau Emas.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan AFK. Teman-teman sineas mengangkat budaya Kalimantan dan itu patut kita berikan dukungan,” ujar M Syaripuddin dari Amnesia usai menyerahkan penghargaan.

Meski terhambat akibat pandemi, dia berpesan agar para sineas muda terus aktif dan inovatif dalam menghasilkan karya. Selain memberikan masukan terhadap para pemenang, Bang Dhin -sapaan akrabnya- berharap agar mereka juga tidak ragu untuk berkompetisi di ajang yang lebih tinggi.

“Saya berharap mereka bisa berkarya lebih jauh, tidak hanya di Kalsel saja. Kami tentu akan selalu mendukung kegiatan teman-teman ini,” imbuhnya

Andi Risdianto selaku sutradara Film Seroja tak kuasa menahan kegembiraannya ketika mengetahui karyanya terpilih dan mendapatkan penghargaan Mandau Perak. Film Seroja menceritakan tentang seorang pria bernama Rustam yang tidak bisa merasakan kehangatan berkumpul bersama keluarga saat perayaan Idul Fitri.

“Digarap kurang lebih 3 bulan. Kendalanya hanya saat menyatukan visi misi karena dilakukan melalui meeting online. Tapi akhirnya bisa diselesaikan di masa sulit ini,” terang Andi

Tahun ini, AFK 2020 juga memberikan penghargaan Mandau Merah untuk Film Huma Amas. Munir selaku Direktur festival mengatakan film ini sebagai standar dalam pergerakan perfilman di Kalimantan.