Relax

Adaptasi dari Film Korea, Miracle in Cell No 7 Versi Indonesia Tuai Pujian dari Sutradara Lee Hwan-kyung

apahabar.com, JAKARTA – Diremake oleh Hanung Bramantyo, film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia sepertinya…

Diremake oleh Hanung Bramantyo, film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia sepertinya berhasil memberikan kesan kepada sutradara Lee Hwan-kyung. Foto-Net

apahabar.com, JAKARTA – Diremake oleh Hanung Bramantyo, film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia sepertinya berhasil memberikan kesan kepada sutradara Lee Hwan-kyung.

Ya, sutradara Miracle in Cell No 7 versi Korea itu mengaku senang dengan film versi Indonesia itu saat datang ke penayangan khusus media, Jumat (2/9).

“Kemarin saya baru saja menonton film ini [versi Indonesia]. Jadi mungkin para hadirin di sini baru pertama kali nonton atau mungkin tidak. Kalau baru pertama kali, akan mendapatkan pengalaman yg membuat anda terpukau,” kata Lee Hwan-kyung.

“Dalam 10 menit pertama akan mulai menitikkan air mata. Lalu setelah 10 menit para penonton akan banyak tertawa. Jadi selama dua jam itu akan menangis tertawa, menangis tertawa,” sambungnya.

Senada, eksekutif produser Miracle in Cell No 7 versi Korea, Kim Min-ki juga turut mengapresiasi remake film populer itu ke dalam versi Indonesia.

Min-ki menyebut Miracle in Cell No 7 versi Indonesia mampu membuat para penonton menitikkan air mata. Hal itu menurutnya sama dengan reaksi penonton atas film versi Korea.

“Saya juga senang sekali karena film ini dibuat dengan sangat baik,” kata Kim Min-ki.

“Di Korea pun laki-laki banyak menangis menonton film ini. Segitu mengharukannya. Mudah-mudahan semuanya bisa bahagia [setelah menonton ini],” pungkasnya.

Film Miracle in Cell No. 7 bakal hadir di layar lebar pada 8 September 2022. Film ini dibintangi oleh Vino G. Bastian, Tora Sudiro, Indro Warkop, Graciella Abigail, Mawar de Jongh, Indra Jegel, Rigen, Bryan Domani, Denny Sumargo, dan masih banyak lagi.

Film ini mengisahkan Dodo Rozak (Vino G. Bastian), seorang pria dengan keterbelakangan mental yang dituduh membunuh dan memperkosa anak seorang politikus.

Karena kasus tersebut, Dodo harus meninggalkan anak perempuan semata wayangnya, Kartika. Selama di penjara, Dodo bertemu berbagai macam jenis narapidana. Ia pun mulai berteman dengan para napi tersebut.

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Dodo dan para napi satu selnya makin erat. Melihat Dodo yang sengsara karena meninggalkan putrinya di rumah membuat kawan-kawannya berinisiatif untuk menghibur Dodo.

Satu persatu keajaiban pun muncul di sel mereka. Mulai dari Kartika yang bisa masuk dan menginap di penjara hingga kebenaran dalam kasus Dodo yang mulai terungkap.

Para narapidana, dibantu dengan kepala sipir, pun memutuskan untuk membela Dodo. Mereka berjuang bersama-sama untuk membebaskan Dodo dari jerat hukum.