News

Ada Potensi ‘Ledakan’ Mudik, Jumlah Pesawat Berkurang?

apahabar.com, JAKARTA – Dua tahun pandemi membuat industri penerbangan kewalahan untuk bertahan, akibat anjloknya jumlah penumpang….

Ilustrasi penumpang pesawat. Foto-dok

apahabar.com, JAKARTA – Dua tahun pandemi membuat industri penerbangan kewalahan untuk bertahan, akibat anjloknya jumlah penumpang. Akibatnya, banyak maskapai yang mengurangi jumlah pesawat dengan mengembalikannya kepada pihak lessor atau pemberi sewa.

Seperti Garuda Indonesia yang sebelumnya mengoperasikan 142 pesawat kini hanya 40 pesawat yang beroperasi. Begitu juga dengan Citilink mengalami penurunan jumlah armada pesawat sebesar 31% pada 2020 menjadi 68 unit, mengutip laporan keuangannya 2020. Pada 2021 lalu Lion Air juga mengembalikan 6 pesawat.

Sementara pada tahun ini pemerintah memberikan lampu hijau bagi pemudik, sehingga diproyeksikan ada lonjakan juga terhadap pengguna pesawat terbang. Ditambah aturan perjalanan kali ini lebih longgar tidak wajib tes PCR atau antigen.

Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Bayu Sutanto melihat sedikitnya pasokan pesawat ini masih berpotensi menjadi masalah mudik. Namun tergantung dari besaran demand mudik kali ini.

“Walaupun tidak dilarang mudik, tapi tetap ada persyaratan dosis vaksin lengkap dan booster selain harga tiket yang cenderung di batas atas karena demand meningkat selama mudik,” kata Bayu dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (30/3/2022).

Belum lagi daya beli masyarakat juga belum pulih sepenuhnya setelah dihantam pandemi selama dua tahun, sehingga demand penumpang pesawat melonjak masih dipertanyakan. Selain itu, pilihan moda transportasi sudah sangat beragam, sehingga menurut dia jumlah pesawat yang tersedia saat ini masih bisa mencukupi kebutuhan saat musim mudik.

“Kalau di Pulau Jawa demand yang mudik keluar jawa tidak terlalu besar, lalu ada tol trans jawa sehingga ada pilihan lain selain pesawat seperti bus, travel, mobil pribadi atau ya kereta api,” kata Bayu.

Sementara Direktur Utama PT Garuda Indonesia (persero) Tbk, Irfan Setia Putra mengatakan mudik kali ini memang menantang. Itu membuat perusahaannya harus memprediksi permintaan untuk lebih jeli.

Dia tidak menampik jumlah pesawat yang beroperasi hanya 40-an armada. Sehingga masyarakat diminta untuk melakukan pemesanan tiket dari jauh hari.

“Kita harap teman-teman bisa memesan tiket jauh hari supaya prediksinya pas. Kebiasaan kita adalah memesan tiket dadakan ini mempersulit untuk menambah jumlah pesawat,” kata Irfan.

Khusus mudik dia akan merubah tipe pesawat berbadan lebar untuk destinasi yang kemungkinan ramai. Selain itu Garuda akan terus melakukan pencocokan jadwal dengan permintaan, terkait rute – rute mana saja yang harus ditambah, juga mencoba melakukan penambahan pesawat.

“Dengan para lessor kita berbenah untuk mengoperasikan lagi pesawat yang di grounded atau dalam proses maintenance,” kata Irfan.

“Nego dengan lessor juga proses PKPU kita mengarah positif, sehingga masih banyak pesawat yang bisa diterbangkan,” tambahnya.

Sebelumnya pengamat penerbangan Arista Atmadjati melihat pengurangan jumlah pesawat ini akan menjadi masalah ketika ada lonjakan permintaan penumpang. Sehingga mengakibatkan kelangkaan kursi pesawat.

“Seperti Garuda Indonesia ada 100 pesawat lebih di kerangkeng, Lion Air tetap Sriwijaya dan Nam Air agak kurang dikit, Airasia juga,” kata Arista dalam keterangan (14/12/2021).

“Meski ada tambahan dari Super Air Jet, Pelita Air yang diproyeksikan mengudara tahun depan, moga moga bisa menutup kekurangan jumlah supply seat karena kekurangan berebut maka harga tiket makin mahal,” tambahnya.