Tak Berkategori

ACT Aktifkan Dapur dan Paket Pangan Ramadan di Palestina

apahabar.com, JAKARTA – Lebih dari 11 tahun, Palestina yang berada di Tanah Gaza mengalami keterbatasan akses,…

ACT menjalankan program spesial Ramadan di Palestina yakni Dapur Ramadan, dan Paket Pangan Ramadan untuk menyediakan makanan siap santap ketika sahur dan berbuka. ACT for apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA – Lebih dari 11 tahun, Palestina yang berada di Tanah Gaza mengalami keterbatasan akses, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ramadan tahun lalu, Palestina melakukan sahur dan berbuka dalam kegelapan.

Menanggapi kondisi tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus berupaya untuk meringankan beban saudara di Palestina.

Dengan mengusung tema Marhaban Yaa Dermawan, ACT menjalankan program spesial Ramadan di Palestina yakni Dapur Ramadan, dan Paket Pangan Ramadan untuk menyediakan makanan siap santap ketika sahur dan berbuka.

Baca Juga: Banjir Bengkulu, ACT Datangkan 60 Ton Bantuan

Dapur Ramadan dan Paket Pangan tidak hanya menyasar mereka yang tinggal di rumah
sementara, tetapi juga untuk pasien dan petugas medis di sejumlah rumah sakit hingga para pejuang kemerdekaan yang rutin mengikuti aksi Great Return March setiap Jumat.

"Adapun Paket Pangan Ramadan yang dibagikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bangsa Palestina. Bahkan Paket Pangan juga ada yang dibagikan di ujung Ramadan dengan tujuan melengkapi kebahagiaan lebaran," papar Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response ACT, dalam keterangan resmi yang diterima apahabar.com, Jumat (3/5).

Sejalan dengan itu, Bulan Ramadaan identik sebagai momentum mempererat tali persaudaraan, termasuk antara masyarakat Indonesia dengan masyarakat Palestina. Pada Ramadan 1440 H ini, seluruh program bantuan terangkum dalam tema "Marhaban Yaa Dermawan".

Semangat kedermawanan ini menjadi nilai utama yang akan disebarkan oleh ACT tidak hanya secara lokal namun juga global.

"Kami akan mengajak seluruh masyarakat dermawan, baik yang sedang berada di dalam negeri ataupun luar negeri, untuk sama-sama meringankan beban bangsa Palestina di bulan Ramadan mendatang. Insyaallah, akan ada kesempatan bagi kita untuk mewujudkan kebahagiaan Ramadan kepada bangsa Palestina. Sebab sebagai sesama manusia adalah kewajiban kita untuk meredam duka mereka," pungkas Faradiba.

Mengulas kembali ingatan selama Ramadan 1439 Hijriyah, momen paling menyayat tampak ketika bangsa Palestina melakukan sahur dan iftar dalam kegelapan. Tidak ada daya listrik yang dipasoklebih dari lima jam di Gaza.

Baca Juga: Banjir Bengkulu, ACT Siagakan 5 Posko Kemanusiaan

Kondisi yang menambah penderitaan, terutama bagi keluarga yang tidak mampu menebus seliter atau dua liter bensin untuk menyalakan generator sebagai pengganti sumber listrik.

Penderitaan bagi masyarakat Palestina juga datang akibat langkanya rasa tenang saat menjalankan bulan Ramadan. Pasalnya, serangan demi serangan malah semakin digencarkan oleh Israel.

Editor: Fariz Fadhillah