Abaikan Konflik Antarnegara, Warga Aljazair Dukung Maroko di Piala Dunia 2022

Sejumlah warga Aljazair tetap antusias mendukung Maroko di semifinal Piala Dunia Qatar 2022, meski hubungan pemerintahan kedua negara sedang panas.

Pemain Timnas Maroko melakukan sujud syukur seusai mengalahkan Belgia di penyisihan grup Piala Dunia 2022. Foto: Bola

apahabar.com, DOHA - Sejumlah warga Aljazair tetap antusias mendukung Maroko di semifinal Piala Dunia Qatar 2022, meski hubungan pemerintahan kedua negara sedang panas.

Bahkan dukungan tersebut sudah terlihat, setelah Maroko mengalahkan Portugal di perempat final.

"Kalau fokus kepada politik, Maroko adalah musuh karena memilih Israel sebagai teman. Namun sepakbola bukan politik. Makanya kami mendukung Maroko di Piala Dunia," papar warga Aljazair, Miloud Mohammed, seperti dilansir CNN.

Adapun penjual kebab di Algiers, Mehdi Belkassam, juga lantang mendukung perjuangan Timnas Maroko di Piala Dunia 2022.

"Saya merasa harus mendukung Timnas Maroko sebagai tetangga, saudara dan sesama Muslim," tegas Mehdi Belkassam.

Diketahui Aljazair dan Maroko larut dalam cekcok selama beberapa tahun belakangan. Bahkan sejak 2021, Aljazair memutus hubungan diplomatik dengan Maroko gara-gara dianggap terus melakukan tindakan permusuhan.

Dewan Keamanan Aljazair juga telah memutuskan menutup wilayah udara untuk seluruh penerbangan sipil dan militer Maroko.

Sepekan sebelum pemutusan hubungan, Aljazair menuduh Maroko turut berkontribusi dalam kebakaran hutan di negara mereka. Imbas kebakaran ini, puluhan ribu hektar hutan hangus, serta 90 orang tewas, termasuk 30 tentara.

Sementara sebelum hubungan bilateral pecah, Maroko dan Aljazair telah meributkan kawasan gurun di Sahara Barat. Sengketa ini dimulai 1962, setelah mereka menjadi negara merdeka seusai dijajah Prancis.

Lantas pecah Perang Pasir (1963), ketika Maroko berupaya merebut langsung Sahara Barat. Kedua negara sempat memutuskan melakukan gencatan senjata, tetapi kemudian meletus lagi sejak 1975.

Sahara Barat merupakan wilayah di pantai Atlantik Afrika. Diketahui Maroko menguasai 80 persen daerah tersebut, serta menawarkan otonomi.

Namun kelompok separatis Maroko yang disokong Aljazair, tidak terima dan berusaha melawan pemerintah. Kelompok ini pun berperang melawan pemerintah sejak 1975 hingga 1999 untuk menuntut referendum.

Perlawanan terus berlanjut, hingga akhirnya Maroko meluncurkan operasi khusus di Sahara Barat yang berlangsung sejak November 2020.

Pun warga Aljazair tidak sepenuhnya bisa menyaksikan pertandingan Timnas Maroko di Piala Dunia 2022.

Atas instruksi otoritas, cuplikan kemenangan Maroko atas Portugal di Piala Dunia 2022 harus disensor.

Bahkan Direktur Stasiun Televisi pemerintah PETV, Chabane Lounakel, langsung dipecat lantaran kedapatan menyiarkan kemenangan Maroko atas Portugal.