Perekonomian Tulungagung

9 Sektor Penopang Pertumbuhan Ekonomi di Tulungagung

Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami pertumbuhan perekonomian sebesar 5,22 persen. Jumlah tersebut mengacu pada perbandingan data statistik yang dikeluar

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat melakukan sidak kenaikan harga sembako di Pasar Basah Ngemplak, Tulungagung (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA - Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami pertumbuhan perekonomian sebesar 5,22 persen. Jumlah tersebut mengacu pada perbandingan data statistik yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Dibandingkan tahun sebelumnya pada 2021 pertumbuhan ekonomi Tulungagung sebesar 3,53 persen.

"Semoga geliat ekonomi di Tulungagung terus tumbuh," kata Kabag Perekonomian Kabupaten Tulungagung Adi Prasetya, Minggu (26/3).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Kalsel, Banjarbaru Juaranya

Adapun faktor penunjang pertumbuhan ekonomi di Tulungagung didukung oleh sejumlah sektor penopang seperti sektor pengolahan, perdagangan, pertanian, dan transportasi.

Tak hanya itu, sektor lainnya seperti sektor jasa, properti, UKM, hiburan dan pariwisata daerah juga turut menumbuhkan perekonomian Tulungagung.

"Sektor transportasi dan perdagangan menyumbang 16,67 persen dari total laju ppertumbuhan ekonomi," bebernya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi, Survei Kurious: Isu Utama yang Harus Dibenahi

Tren pertumbuhan ekonomi yang sembilan sektor tersebut, kata Adi, juga didukung dengan semakin melandainya kasus Covid-19 dalam setahun terakhir. Hal itu yang rupanya turut meningkatkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat.

Adapun dalam pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari jumlah produksi bruto, ditandai dengan semakin banyaknya produksi mengindikasikan daya beli masyarakat yang terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: 8 Provinsi Alami Pertumbuhan Ekonomi di Atas Tingkat Inflasi

Pada kurun tahun anggaran 2023 ini, Adi menyatakan Pemkab Tulungagung menargetkan laju pertumbuhan ekonomi kembali naik hingga di atas enam persen. Sebab jika turun akan berdampak pada data beli masyarakat dan inflasi.

"Takutnya kalau pertumbuhan stagnan dan inflasi tinggi bisa terjadi stagflasi, ini yang sangat kita hindari," pungkasnya.