Tradisi Nusantara

6 Tradisi Unik Nusantara dalam Perayaan Isra Mikraj di Indonesia

Bagi umat muslim, Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa penting yang akan selalu dikenang dalam sejarah Islam.

Tradisi Rejaban dalam perayaan Isra Mikraj. Foto: Kompas

apahabar.com, JAKARATA - Bagi umat muslim, Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa penting yang akan selalu dikenang dalam sejarah Islam.

Isra Mikraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari menuju Sidratul Muntaha di langit ke tujuh untuk menerima perintah salat dari Allah SWT.

Saat ini, banyak serba serbi kegiatan perayaan Isra Mikraj yang dilakukan oleh umat muslim di Indonesia, ataupun dari di seluruh dunia, walaupun perayaan Isra Mikraj tidak semeriah Idulfitri ataupun Iduladha.

Berikut tradisi unik merayakan Isra Mikraj yang dirangkum apahabar.com dari berbagai sumber :

1. Tradisi Rejeban Peksi Buraq, Yogyakarta

Yogyakarta juga mempunyai tradisi Jawa untuk memperingati Isra Mikraj yang telah dilakukan selama ratusan tahun pada Kraton Yogyakarta. Nama tradisi tersebut adalah Rejeban Peksi Buraq.

Dua Burung Buraq sebagai simbol kendaraan Nabi Muhammad yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.

Burung Buraq itu bertengger di atas susunan gunungan buah yang terdiri dari beberapa macam buah seperti manggis, rambutan dan juga tebu. Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jamaah masjid usai pengajian.

2. Tradisi Khatam Kitab Arjo, Temanggung (Jawa Tengah)

Tradisi Isra Mikraj berikutnya ialah Khatam Kitab Arjo yang dilakukan oleh warga Desa Wonoboyo, Temanggung. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh warga setelah salat isya yang diawali dengan tahlil singkat lalu dilanjutkan membaca kitan Arja.

Kitab ini berisi tentang perjalanan Nabi Muhammad hingga terjadinya Isra Mikraj yang ditulis dalam bahasa Jawa karangan KH Ahmad Rifai Al-Jawi.

3. Tradisi Nyadran Desa, Siwarak Semarang

Kampung Siwarak mengikuti tradisi Nyadran Desa atau Haul Umum untuk memperingati Isra Mikraj.

Dalam tradisi Nyadaran itu juga diadakan kirab budaya seperti mengarak replika hewan badak Siwarak, gunungan berisi buah dan sayuran dari hasil bumi pertanian penduduk, alat musik lesung, permainan tradisional thek thek dan pawai drumband serta kelompok tani.

Setelah kirab, peserta menampilkan keterampilan seperti pencak silat dan tarian di tengah lingkaran. Kemudian peserta membawakan cerita awal mula daerah itu diberinama kampung Siwarak.

4.Perayaan Isra Mikraj di Karo, Sumatera Utara

Di tanah Karo masyarakat merayakan Isra Mikraj dengan cara mempraktikkan sebuah tradisi yang disebut Kerja Tahun. Ini adalah semacam pesta panen yang dilakukan orang desa sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan.

Kerja Tahun ini beda-beda waktu penyelenggaraannya, tergantung dari tiap desa. Sebagian desa merayakannya menjelang Isra Mikraj.

5. Tradisi Rajaban, Cirebon

Cirebon yang menjadi salah satu tempat penyebaran agama Islam di Tanah Jawa yang sarat akan tradisi. Masyarakat Cirebon sendiri punya tradisi Isra Mikraj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab dalam Kalender Hijriah, yaitu Rajaban.

Biasanya masyarakat Cirebon berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat dua makam penyebar ajaran agama Islam yakni Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.

Selain itu, tradisi Rajaban juga biasa digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon. Keraton Kasepuhan biasanya menggelar pengajian untuk umum dan melakukan tradisi membagikan nasi bogana kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Magersari.

Nasi bogana itu terdiri dari kentang, telor ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.

6. Tradisi Nganggung, Bangka Belitung

Di Kampung Bukit, Kelurahan Toboali, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung juga punya tradisi untuk menyambut hari Isra Miraj. Nama tradisi itu adalah Tradisi Nanggung.

Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang. Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya.

Tradisi nganggung pada Isra Mikraj biasanya tak hanya dilaksanakan warga Kampung Bukit, tetapi juga warga desa lain di Bangka Selatan.