Lahan Pertanian Rusak

51 Persen Lahan Sawah di Jember Rusak Gegara Pupuk Kimia

Pemerintah Kabupaten Jember meresmikan pabrik pupuk organik di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung, Rabu (27/12). Pabrik pupuk organik itu dibangun di kawasan lahan

Pabrik Pupuk Organik di Jember. Foto: apahabar.com/M Ulil Albab

apahabar.com, JEMBER - Pemerintah Kabupaten Jember meresmikan pabrik pupuk organik di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung, Rabu (27/12). Pabrik pupuk organik itu dibangun di kawasan lahan pertanian seluas 7 hektar.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember, Imam Sudarmaji mengatakan sebanyak 51 persen dari 86 ribu hektar lahan pertanian di Jember sudah dalam kondisi rusak.

Kerusakan tersebut dipicu penggunaan dan ketergantungan pupuk kimia yang sudah berlangsung puluhan tahun. Akibatnya, unsur hara tanah semakin kering.

"Iya betul, ada 50 persen lebih rusak. Kami sudah melakukan kajian pemetaan kajian kesuburan tanah di Jember, normal 5 persen, hasil uji rata rata 2 persen," kata Imam kepada apahabar.com, Rabu (27/12).

Baca Juga: Pecah Rekor! Harga Jagung di Jember Tembus Rp7.100 Per Kg

Imam menyebut, pabrik pupuk organik ini dibangun bukan untuk bisnis, namun semua hasil produksi pupuk akan diberikan gratis ke petani.

"Ini diberikan gratis. Produk yang dihasilkan butuh masukan dari masyarakat. Petani yang menggunakan bisa memberikan testimoni," katanya.

Pembangunan pabrik pupuk organik sendiri dianggarkan Rp4,2 miliar. Namun ketika dibuka proses lelang, Pemkab Jember memilih pelaksana proyek yang menyanggupi dengan biaya Rp3,2 miliar.

Baca Juga: Petani di Jember Keluhkan Jatah Pupuk Subsidi Tak Tepat Sasaran

Kini Pemkab Jember sedang menghitung besaran biaya operasional dan pengembangan pabrik pupuk organik di tahun 2024.

Lebih lanjut, Imam mengatakan, pihak yang bisa menikmati pupuk organik secara gratis harus tergabung ke dalam kelompok tani.

"Harus melalui kelompok tani," katanya.

Di Jember saat ini terdapat 1.713 kelompok tani. Mereka akan diminta melakukan uji coba produk pupuk organik secara bertahap dengan pendamping petugas PPL.

"Demplot, inginnya sekitar 1000 hektar, harapannya bisa bertambah, PPL mendampingi 10 hektar, jika 160 PPL, bisa lebih dari itu," ujarnya.

Baca Juga: Jamin Hasil Panen Petani, Anies Ingin Lanjutkan 'Contract Farming'

Imam menyebut, untuk uji laboratorium pihaknya bekerjasama dengan Universitas Jember. Kendati demikian, pihaknya mengaku belum mendapatkan hasil uji kualitasnya. Selanjutnya, Pemkab Jember baru memikirkan untuk mendapatkan izin edar.

Sementara itu, sejumlah mesin pengolahan pupuk organik tampak langsung dioperasikan, setelah Bupati Jember Hendy Siswanto meresmikan pabrik tersebut. Beragam produk pupuk organik dari home industri pupuk organik juga ditampilkan.

Hendy mengatakan, pabrik ini juga berkolaborasi dengan 85 home industri pupuk organik yang sudah aktif membuat produk. Sementara itu, produk pupuk organik yang diproduksi Pemkab Jember diberi nama Si Jempol.

Baca Juga: Keputusan Kepmentan soal Alokasi Pupuk 2024 Jauh dari Harapan Petani

Lebih lanjut, dia menyebut pabrik tersebut mampu membuat 50, hingga 60 ton pupuk organik per hari. Untuk mendapatkan target produksi, pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Peternakan dengan menyediakan tempat fermentasi kotoran ternak di masyarakat.

"Populasinya ada 275 ribu sapi, sudah kolaborasikan untuk kita ambil kotorannya ke sini. Biasanya dibuang ke sungai atau di belakang rumah, sekarang kita sediakan tempatnya," ujarnya.

Panel Surya digunakan untuk membantu kebutuhan listrik operasional pabrik pupuk organik di Jember. Foto: apahabar.com/M Ulil Albab

Lebih lanjut, Hendy menyebut, terdapat 6 kluster kondisi lahan pertanian di Jember. Masing-masing memiliki kebutuhan kualitas pupuk organik yang berbeda. Dia juga membenarkan jika kondisi lahan pertanian di Jember sudah banyak mengalami kerusakan.

"51 persen lahan pertanian di Jember rusak, tinggal 10 persen yang subur, sisanya kurang subur," ujarnya.

"Target seluruh kecamatan punya pabrik pupuk organik, jika ini berhasil, kita kloning," imbuhnya.

Baca Juga: Nestapa Petani Hidup dalam Belenggu Kemiskinan

Untuk itu, pihaknya menggandeng semua pihak untuk memperbaiki kualitas pupuk organik yang sudah mulai diproduksi tersebut.

Selain pabrik pupuk, di kawasan tersebut juga dibangun panel Surya sebagai pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi panas matahari. Di sana, juga tampak disiapkan lahan untuk berbagai tanaman hortikultura.

"Tentu ini masih banyak kekurangan, bisa berhasil dan gagal. Maka butuh dukungan semua pihak," pungkasnya.