Pencemaran Sungai

500 Ribu Popok di Jember Berpotensi Berakhir ke Sungai

Warga Jember rupanya punya kebiasaan buruk. Membuang popok ke sungai.

Chief Operating Officer Common Seas, Celia Siura (kiri) ketika berbincang dengan Ibu-ibu di Jember, Kamis (27/7). (apahabar.com/ M Ulil Albab)

apahabar.com, JEMBER - Warga Jember rupanya punya kebiasaan buruk. Membuang popok ke sungai.

Fakta itu diungkap Common Seas. Organisasi nirlaba itu mengasumsikan 500 ribu popok digunakan di Jember setiap hari.

"140 ribu bayi, dikali empat saja, potensi yang memakai popok ada 500-an ribu popok sekali pakai yang dipakai bayi di Jember," kata Chief Operating Officer Common Seas, Celia Siura kepada apahabar.com, Kamis (27/7).

Baca Juga: Polisi Panggil Saksi Ahli Terkait Kasus Pencemaran Sungai Pamekasan

Angka 140 ribu bayi didapat dari perhitungan asumtif. Di mana Common Seas mencatat ada 35 ribu lahir di Jember setiap tahunnya.

Ditemukan fakta. 140 ribu bayi itu rata-rata menggunakan popok sekali pakai setiap harinya. Lalu kalikan dengan kebutuhan 4-5. Jumlahnya mencapai 500 ribu per hari.

Persoalannya, kata Celia, sebagian besar popok itu dibuang ke sungai. Hal ini yang menyebabkan air tercemar dan bisa berdampak pada kesehatan manusia.

"Semua bisa terdampak. Dari ikan yang kita konsumsi dan perusahaan air minum banyak yang ambil dari sungai," tuturnya.

Baca Juga: 6 Perajin Batik di Pamekasan Diperiksa Terkait Kasus Pencemaran Sungai

Bahayanya, pencemaran limbah popok mengakibatkan antibiotik resisten. Juga bisa terpapar korela dan hepatitis.

Apalagi, isi dalam popok sekali pakai mengandung gel penyerapan. Bila tercemar dan masuk ke tubuh dapat menyebabkan kanker.

"Dan tidak bisa didaur ulang, kalaupun bisa hanya untuk bijih plastik," jelasnya.

Untuk itu, Common Seas mengajak Pemkab Jember berpartner. Mau mendukung rumah produksi popok kain yang bisa digunakan berulang kali.

Baca Juga: Dalang Pencemar Sungai Pamekasan: Polisi Seret Toko Alat Batik

Biar tahu saja. Common Seas dalam dua tahun terakhir sudah memberikan popok kain kepada 2.000 bayi. Khususnya di Wuluhan, Ajung, Gumelar dan Nogosari.

Hasilnya, 90 persen lebih masyarakatnya, mau melanjutkan menggunakan popok kain.

"Mitos (membakar popok) itu justru kami gunakan untuk edukasi. Cukup pakai popok kain, hemat dan mudah dicuci," katanya.

Common Seas mengeklaim, mereka punya standar popok kain yang bisa digunakan berulang kali. Memiliki daya serap tinggi dan mudah dicuci. Untuk itu, ia siap memberikan pelatihan.

Baca Juga: Air Tercemar Sungai Pamekasan Masih Digunakan: Bikin Khawatir!

Lebih lanjut, dari hasil risetnya, terdapat 1,5 juta popok sekali pakai dibuang setiap harinya ke sungai Brantas, Jawa Timur.

Sementara itu, Kepala DP3AKB Jember, Suprihandoko mengaku tertarik. Tawaran pelatihan membuat popok kain itu bisa mereka ambil.

Apalagi, ia mengakui selama ini warga Jember sudah termakan mitos. Mereka meyakini bila popok dibakar, akan berdampak pada bayinya.

"Mitos yang sangat diyakini masyarakat, mengerikan juga. Hampir pasti popok dibuang ke sungai, karena kalau dibakar dipercaya menyebabkan dampak ke balita," tutupnya.