Sejarah Penemuan Rontgen

5 Januari 1896, Kilas Balik Penemuan X-ray Rontgen

Lebih dari seabad silam, tertanggal 5 Januari 1896, surat kabar Jerman melaporkan adanya cahaya yang mampu mengambil gambar tangan manusia.

Sejarah penemuan sinar x-ray oleh ilmuwan Rontgen. Foto: Dok. Kompas.

apahabar.com, JAKARTA – Lebih dari seabad silam, tertanggal 5 Januari 1896, surat kabar Jerman melaporkan adanya cahaya yang mampu mengambil gambar tangan manusia berupa tulang tanpa daging. Ini merupakan temuan besar Wilhelm Rontgen

Sang profesor asal Würzburg, Jerman, itu bahkan diganjar Penghargaan Nobel Fisika atas temuannya yang sukses merevolusi dunia medis.

Siapa sangka, temuan besar itu rupanya bermula dari ketidaksengajaan. Semua ini terjadi saat Rontgen tengah menguji sinar katoda di laboratoriumnya.

Semula, Rontgen hanya ingin menguji apakah sinar tersebut bisa menembus kaca saat dirinya melihat cahaya yang datang dari layar berlapis kimia di dekatnya. 

Namun, hal di luar ekspektasi terjadi pada malam hari tertanggal 8 November 1895 itu. Sang ilmuwan melihat adanya cahaya hijau pada jarak sekitar satu meter.

Meneliti Tanpa Henti

Sejak saat itu, Rontgen begitu getol melakukan penelitian tanpa henti. Dia bahkan mundur dari pekerjaannya dan 'mengurung diri' di laboratorium. 

Tujuh minggu lamanya, Rontgen nihil terlihat. Tak ada seorang pun mengetahui apa yang tengah dikerjakan sang ilmuwan, mengingat dia selalu mengunci pintu laboratoriumnya rapat-rapat.

Istrinya, Bertha, bahkan menilai momen itu sebagai "waktu yang mengerikan." Betapa tidak, Rontgen pulang larut malam dalam suasana hati buruk, nyaris bungkam saat makan, lantas bergegas kembali ke laboratoriumnya.

Seolah enggan lepas dari laboratorium, Rontgen pun membawa serta tempat tidurnya ke sana. Pengorbanan yang demikian, untungnya, membuahkan hasil.

Setelah tujuh minggu bekerja tanpa lelah, Rontgen memutuskan mempublikasikan temuannya. Dia menulis makalah berjudul 'On a New Kind of Rays' dan memasukkan sejumlah "bayangan gambar" – atau yang kita kini dikenal sebagai hasil rontgen.

Salah satu bukti paling ikonik itu adalah gambar tangan Bertha. Rontgen meminta sang istri untuk meletakkan tangannya di atas piringan fotografi.

Kemudian, dia pun memeriksanya selama 15 menit. Alhasil, muncul gambar berupa tulang-tulang tangan Bertha, juga cincin kawin yang tampak mengambang di jarinya.

Skeptisisme Komunitas Ilmiah

Sayang, temuan besar itu tidak mendapat sambutan baik dari ilmuwan lain. Malahan, tak sedikit yang menanggapinya dengan kebingungan. 

Adapun sebagian lainnya menolak laporan tersebut, bahkan menyebut sebagai tipuan pelawak. Skeptisisme itu pun datang dari teman baik Rontgen, profesor fisika yang berada di Berlin, Otto Lummer.

Untungnya, skeptisisme komunitas ilmiah yang demikian mereda dengan cepat. Sebabnya, mereka bisa membuktikan sendiri temuan Rontgen.

Pada masa itu, hampir setiap laboratorium fisika memang dilengkapi peralatan serupa dengan yang digunakan Rontgen. Karena itulah, eksperimennya dapat direproduksi dan dikonfirmasi dengan sedikit usaha.

Perjalanan X-ray Mendapat Pengakuan Dunia

Belum cukup dengan 'penerimaan' dari sesama ilmuwan, teknologi X-ray terus dikembangkan demi mendapat pengakuan dunia. 

Pada 1905, misalnya, para delegasi di Kongres Radiologi Jerman yang pertama menyatakan X-ray sebagai 'alat yang sangat diperlukan dalam semua spesialisasi kedokteran manusia.'

Dalam sebuah telegram, Rontgen pun mengatakan kepada hadirin yang menghadiri Kongres Radiologi, "Saya sungguh gemberi dan kagum atas apa yang telah dibuat oleh orang lain dari penemuan X-ray."

Kemajuan pesat beserta aplikasi potensial selama sepuluh tahun pertama memang mencengangkan. Namun, bukan berarti teknologi itu serta-merta jadi sempurna.

Seiring berjalannya waktu, teknologi X-ray terus mengalami perkembangan. Sampai akhirnya, menjadi teknologi yang dikenal saat ini.