Kalsel

4 Bulan Vakum, BLK Kalsel Tunggu Izin Resmi

apahabar. com, BANJARBARU – Hampir 4 bulan vakum, Balai Latihan Kerja (BLK) Kalimantan Selatan masih menunggu…

Kepala BLK Kalsel, Suhirman.Foto-apahabar.com.Musnita Sari

apahabar. com, BANJARBARU – Hampir 4 bulan vakum, Balai Latihan Kerja (BLK) Kalimantan Selatan masih menunggu keputusan resmi untuk membuka kembali kelas pelatihan.

“Masih direncanakan. Secara prinsip dari tim gugus sudah mengiyakan, sepanjang memenuhi ketentuan edaran Kemenkes terkait protokol kesehatan,” ungkap Kepala BLK Kalsel, Suhirman kepada apahabar.com, Selasa (14/7) siang.

Paket pelatihan di angkatan sebelumnya telah selesai pada Maret lalu. Semenjak pandemi Covid-19 meluas, aturan terkait perkumpulan massa membuat kelas pelatihan dihentikan sementara waktu.

“Dari sembilan paket, kami bisa menyelesaikan tujuh kegiatan. Dua lainnya yaitu kejuruan mesin bubut dan mesin elektronika, kita hentikan karena bersamaan keluar edaran itu,” jelas dia.

Sehingga, periode Maret hingga Juni tidak ada kegiatan sama sekali. Kemudian, pada Juni tadi, BLK telah melakukan perencanaan untuk membuka pelatihan kembali melalui dana APBN untuk 22 paket pelatihan.

“Kami buat surat kepada Disnaker untuk permohonan pelatihan dibuka kembali. Meski dalam suasana pandemi,” lanjut dia.

Meski sudah mendapat izin dari ketua harian gugus tugas Kalsel, namun pihaknya masih menunggu keputusan resmi secara tertulis.

Terkait teknis, dia tak menampik kelas pelatihan sulit dilakukan tanpa bertatap muka. Oleh karena itu, BLK Kalsel menerapkan protokol sesuai dengan aturan yang berlaku seperti mengurangi jumlah peserta dalam satu kelas pelatihan hingga protokol kesehatan saat kegiatan berlangsung.

“Dari pusat menyarankan setiap gelombang dibatasi jumlah kelasnya. Satu kelas menampung 16 orang, bisa dibagi dua shift, ” sebut dia.

Simulasi protokol sudah disusun mulai dari pendaftaran yang dilakukan secara online. Kemudian, pembagian materi yaitu 30 persen untuk teori dan 70 persen untuk praktik.

“Ada beberapa pelatihan yang tidak bisa dilakukan secara online seperti otomotif, las, manufaktur mesin bubut dan menjahit,” bebernya.

Keinginan untuk membuka pelatihan ini didasari oleh tingginya animo pencari kerja di Kalsel. Namun berdasarkan domisili calon peserta, diketahui lebih banyak berasal dari zona merah penularan Covid-19. Sehingga pihaknya masih menunggu izin resmi untuk mengadakan pelatihan kembali.

Editor: Muhammad Bulkini