Tiga Kali Gagal, Penjual Kayu di Tala Tak Menyangka Si Sulung Lulus Akpol

Hasan (50) dan istrinya Istiadah (48) tak menyangka anaknya Faizal Achmad Nur Saufi lulus seleksi Akademi Polisi (Akpol). 

Hasan penjual kayu yang anaknya lulus seleksi Akpol. Foto-Ali Chandra

apahabar.com, PELAIHARI - Hasan (50) dan istrinya Istiadah (48) tak menyangka anaknya Faizal Achmad Nur Saufi lulus seleksi Akademi Polisi (Akpol). 

Apalagi putra sulung warga Kelurahan Karang Taruna RT 07, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut sudah tiga kali gagal. 

Menurut Hasan, ia sama sekali tidak mengira anaknya bisa lulus masuk Akpol, karena melihat persaingannya sangat ketat dan berat.

Terlebih ia bukan orang berada, lantaran kesehariannya cuma mengandalkan jualan kayu kusen. 

Hasan menceritakan awal mula dirinya sebagai penjual kayu sejak 2005, yang dinamakan Galangan Kayu Aqila di Jalan Matah II. Kayu yang dijual olehnya melayani bahan-bahan bangunan dan bahan kayu coran untuk partai eceran.

“Tahun sebelumnya bisa melayani partai eceran maupun besar. Seiring waktu berjalan semakin tahun berkurang pembelinya dan sekarang menjual ke eceran saja,” kata Hasan, Senin (31/7/2023).

Menurut Hasan, tidak ada mimpi jika anaknya bakalan lulus seleksi Akpol. Sedangkan usahanya saja pas-pasan. Secara finansial sudah tentu tidak sanggup membiayai anaknya masuk Akpol. Ia pun tak menyangka ternyata gratis.

“Syukur alhamdulillah ini sudah garis tangan anak saya dan rezekinya masuk Akpol, tanpa biaya. Di mana nantinya anak saya jadi tulang punggung keluarga. Ada rencana setelah bulan Desember 2023 bisa menemuinya di Semarang,” ujar Hasan dengan raut bahagia. 

Dikemukakan Hasan, anaknya Faizal Achmad Nur Saufi mempunyai keinginan keras sejak kecil ingin masuk polisi.

Cita-cita masuk Polisi itu mulai terlihat sejak di SMA Negeri 1 Pelaihari.

Segala persiapan dijalaninya, termasuk latihan fisik dan akademiknya, yang mana hampir tiap hari dijalani dimatangkan dengan belajar sungguh-sungguh.

“Hobi anak saya memang olahraga, waktu masih sekolah SMP menggemari olahraga sepakbola, masuk ke SMA tinju dan Basket. Kalau olahraga fitnes hampir tiap hari dan tidak bisa diganggu,” ucapnya.

Faizal setelah lulus SMA 2020, atas kemauannya sendiri meneruskan mendaftar ke Akpol. Segala urusan surat administrasinya diurus sendiri dan sampai pengumuman tes terakhir masuk peringkat keenam.

Setelah dinyatakan tidak lulus seleksi Akpol pada 2020, Faizal sempat disekolahkan les bahasa Inggris ke Kediri Jawa Timur sampai 2021. Kemudian ada pembukaan pendaftaran Akpol, Faizal ikut mendaftarkan lagi.

Namun lagi-lagi Faizal harus menerima pil pahit, ia gugur pada waktu tes kesehatan.

“Sambil menunggu pendaftaran Akpol tahun berikutnya, Faizal menyempatkan kuliah mengambil jurusan Statistika ULM Banjarbaru,” tutur Hasan.

Tidak putus di situ saja kata Hasan, meski sambil kuliah anaknya kembali mendaftar di Akpol pada 2022 dan mendapat peringkat tujuh.

“Faizal tidak mengurungkan niat dan keinginannya serta merasa yakin, kembali mendaftar di Akpol tahun 2023. Dengan berbekal modal ilmu dan keyakinan serta kekuatan tekadnya akhirnya Faizal diterima di Akpol masuk peringkat ke lima besar,” tuturnya.

Hasan dan keluarga yakin kalau seleksi penerimaan Akademi Akpol terbuka secara transparan tanpa biaya apapun, hingga akhirnya anaknya lulus diterima di Akpol segala cita-cita terwujud dan tercapai.

“Meski sudah gagal tiga kali sebagai orang tua berserah diri saja meminta kepada yang maha kuasa pasti akan mampu dan berhasil lulus diterima di Akpol,” pungkasnya.