Kalteng

3 Kabupaten di Kalteng Jadi Lokus Penurunan AKI dan AKB

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Dari 120 kabupaten/kota se-Indonesia yang ditetapkan sebagai lokasi fokus (lokus) penurunan angka…

Kadis Kesehatan Kalteng, dr Suyuti Syamsul. Foto: Istimewa

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Dari 120 kabupaten/kota se-Indonesia yang ditetapkan sebagai lokasi fokus (lokus) penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Untuk di Kalimantan Tengah (Kalteng) pada 2020, ada 2 kabupaten, yakni Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat.

Sedangkan untuk 2021 ada penambahan 1 kabupaten, yaitu Murung Raya.

Dari tiga kabupaten ini, ada beberapa yang mempunyai irisan dengan kabupaten lokus stunting di 2020 dan juga kabupaten lokus tuberkulosis (TB) untuk 2021.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, dr Suyuti Syamsul, di Palangka Raya, Selasa (20/10).

Suyuti menjelaskan alasan 3 kabupaten ini dijadikan lokus, karena AKI atau AKB nya tinggi dibanding kabupaten lain.

Selain itu mempunyai infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai untuk menurunkan AKI dan AKB.

Dengan adanya penetapan kabupaten/kota lokus penurunan AKI dan AKB, ada poin penting dalam upaya terobosan penurunan AKI dan AKB, melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir sesuai standar.

Hal itu sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dalam rangka percepatan penurunan AKI dan AKN.

Upaya tersebut berupa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, peningkatan manajemen program pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Termasuk monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis, advokasi lintas program, lintas sektor dan organisasi profesi untuk mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Peningkatan peran serta masyarakat, serta pemenuhan sarana pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Berdasarkan data rutin program kesehatan keluarga Dinas Kesehatan Kalteng pada 2019. AKI sebesar 150/100.000 kelahiran hidup (KH) atau 81 kasus.

Sedangkan sampai pertengahan 2020, AKI sebesar 144/100.000 KH atau 29 kasus.

“Angka ini menunjukkan posisi yang masih landai,” kata Suyuti.

Untuk angka kematian neonatal (AKN) 2019, sebesar 5/1.000 KH atau 283 kasus. AKB sebesar 6/1.000 KH atau 335 kasus.

Tetapi sampai pertengahan 2020, baik AKN dan AKB ada peningkatan. AKN sebesar 60 persen yaitu 9/1.000 KH atau 194 kasus.

Sementara itu untuk AKB sebesar 55 persen, yaitu 11/1.000 KH atau 194 kasus.

“Indikator, target, dan capaian ini merupakan tanggungjawab yang membutuhkan kerja keras bersama,” tegas Suyuti.