Tokoh Inspiratif

27 Februari: Mengenal Tajiri, Sosok di Balik Ulang Tahun Tokoh Pokemon

Tanggal 27 Februari diperingati sebagai Hari Pokemon Sedunia, di mana menandai kemunculan pertama monster kuning ini dalam dunia game.

Satoshi Tajiri, pencipta karakater Pokemon. Foto:

apahabar.com, JAKARTA - Tanggal 27 Februari diperingati sebagai Hari Pokemon Sedunia, di mana menandai kemunculan pertama monster kuning ini dalam dunia game. Siapa sangka, Pikachu dan 150 monster lainnya ternyata sudah berusia 27 tahun.

Eksistensi Pokemon bermula ketika sang kreator, Satoshi Tajiri, merindukan masa kecilnya. Dia ingat betul betapa bahagia hatinya ketika menangkap serangga dan kecebong – kesehariannya kala itu.

Tentu saja, Tajiri menghadapi berbagai rintangan saat berusaha merealisasikan kerinduan akan masa kecilnya itu. Hasil kolaborasinya bersama desainer, Ken Sugimori, dalam membuat game tak serta merta diterima Nintendo.

Ketika dia mengajukan gagasan tersebut, Nintendo menolaknya. Beruntung, Tajiri bertemu dengan ‘Tuhan Nintendo’, Shigeru Miyamoto, yang lantas memberinya sejumlah masukan sehingga karyanya bisa diterima.

Keuletan Tajiri dalam menyempurnakan Pokemon sudah pasti menginspirasi orang. Terlebih lagi, mengingat dirinya adalah penyandang asperger alias penyakit yang termasuk ke dalam spektrum autisme, sosok Tajiri kian dielu-elukan.

Sempat Terhalang Restu Orang Tua

Ya, sejak kecil, Tajiri sudah didiagnosis memiliki sindrom asperger. Ini merupakan gangguan saraf yang tergolong ke dalam spektrum autisme, di mana berimbas pada kemampuan sang pengidap dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Terlepas dari kekurangannya itu, Tajiri dikenal sebagai anak yang kreatif dan bertumbuh sesuai tahap perkembangannya. Berbeda dari anak seusianya, dia tak suka sekolah, malahan gemar mengumpulkan serangga.

Dia sering membolos sekolah. Kalau tak menangkap serangga, waktunya itu dia gunakan untuk bermain arcade game, permainan yang tidak berfokus pada cerita, melainkan hanya dimainkan untuk bersenang-senang sebagai pengisi waktu senggang.

Saking seringnya bermain arcade game, Tajiri bahkan sampai mampu membawa pulang mesin Space Invaders. Kecintaannya pada game berlanjut hingga menginjak usia 16 tahun.

Kala itu, dia berhasil memenangkan sebuah kompetisi yang disponsori oleh saingan Nintendo Sega untuk konsep desain game tahun 1981. Setahun kemudian, pada tahun 1982, Tajiri dan teman-temannya membentuk majalah game dengan nama Game Freak.

Kegemarannya itu jelas membuat orang tua Tajiri kecewa. Mereka merasa putranya sudah membuang masa depan dengan hobi yang tak sesuai ekspektasi: sang ayah menghendaki Tajiri lulus di bidang teknik listrik.

Meski terhalang restu orang tua, Tajiri tidak menyerah dengan mimpinya. Terbukti, dia berhasil menciptakan Pokemon, permainan yang sempat ‘mengambil alih’ seisi Jepang, bahkan sampai mendunia.