Kalsel

20 Hari Kasus Wildan, Keluarga Pertanyakan Komitmen Polresta Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Muhammad Wildan, mahasiswa jurusan IPS, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) meregang nyawa usai ditusuk…

Wildan meninggal dunia dalam perjuangannya melawan luka tusuk yang dideritanya akibat insiden pengeroyokan di Jalan Lingkar Dalam, Banjarmasin, awal Februari 2021 silam. Foto: Ist

apahabar.com, BANJARMASIN – Muhammad Wildan, mahasiswa jurusan IPS, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) meregang nyawa usai ditusuk sejumlah pria di Jalan Lingkar Dalam, Kota Banjarmasin.

Sampai hari ini, para pelaku penusukan Wildan masih berkeliaran bebas. Keluarga korban pun mempertanyakan kinerja kepolisian dalam mengusut tuntas kasus ini. Kamis (25/2), keluarga beserta saksi baru diminta datang ke Satreskrim Polresta Banjarmasin.

“Setelah 20 hari kejadian, baru hari ini tadi, Putra, teman korban yang saat kejadian ada di TKP dimintai keterangan. Sebelumnya tidak ada,” kata seorang sepupu korban kepada apahabar.com.

Ia mewakili keluarga korban menyayangkan lambannya kinerja kepolisian. Karena, kata dia, kasus itu tak bisa dianggap sebelah mata.

“Walaupun korban tak meninggal pun kasus ini tidak bisa dianggap enteng. Apalagi ini sampai meninggal,” ujarnya.

Meski diakuinya, jika selama ini keluarga, khususnya ayah korban tidak proaktif berkomunikasi dengan pihak kepolisian, kasus ini mesti diusut tuntas oleh polisi.

“Dikira setelah lapor maka pelaku akan segera dicari. Nyatanya tidak,” jelasnya.

Kendati demikian, ia pun mengatakan keluarganya akan tetap mengikuti prosedur hukum yang berlaku.

Ia berharap polisi bisa sesegera mungkin menangkap pelaku yang terdeteksi berjumlah dua orang.

Sementara, polisi mengatakan saat ini pihaknya masih berupaya keras melakukan penyelidikan.

“Kasusnya sedang dalam penyelidikan. Saat ini kami terkendala minimnya saksi-saksi,” kata Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Alfian Tri Permadi dihubungi apahabar.com.

Ciri Pelaku

INNALILLAHI! Mahasiswa Tanbu Korban Pengeroyokan di Banjarmasin Wafat, Pelaku Masih Buron

Sebagai pengingat, Wildan dikeroyok oleh dua pria di sebuah warung nasi goreng di kawasan Lingkar Dalam Selatan, Banjarmasin Selatan, Jumat, 5 Februari.

Dini hari itu, Wildan sedang bersama rekannya bernama Putra berniat membeli nasi goreng. Tiba-tiba dua pria tak dikenal mengeroyoknya dengan senjata tajam.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Persoalannya, menurut Putra, kala itu Wildan secara tak sengaja menatap pelaku saat handphone keduanya berdering. Diduga dari sanalah pelaku tersinggung.

Lantas, bagaimana ciri pelaku?

Putra mengatakan pelaku terlihat bertubuh gempal, dan tidak terlalu tinggi. Ciri autentiknya, salah satu pelaku memiliki tato di dada kiri, berambut pirang lumayan panjang.

Untuk, pelaku kedua Putra tidak terlalu bisa mengingatnya.

“Kejadiannya cepat, dia bertopi. Badannya tinggi besar berkulit sawo matang,” ujar Putra.

Walhasil, Wildan tersungkur dengan lima tusukan bersarang di sekujur tubuhnya. Ia langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Banjarmasin.

Sepekan dirawat, pihak rumah sakit memperbolehkan Wildan menjalani perawatan jalan.

Wildan kemudian dirawat di rumah pamannya, di kawasan Jalan Lingkar Dalam, Gang Berkat Ibu, Pekapuran Raya, Banjarmasin Selatan.

Selama dirawat di rumah pamannya Wildan kerap mengeluh sakit.

Hingga pada Sabtu, 20 Februari 2020 ayah korban memutuskan untuk membawa Wildan pulang ke kampung halamannya di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu.

Nahas, dua hari kemudian Wildan meninggal dunia dalam perjuangannya melawan sakit yang dideritanya.

HMI Kutuk Keras

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Banjarmasin mengutuk keras tindakan pengeroyokan yang menimpa Wildan.

Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Banjarmasin, Amak Asy’ari meminta aparat hukum segera mengutus tuntas kasus ini.

“Kejadian ini merupakan tindak kriminal dan harus segera diusut tuntas, kami khawatir kalau ini tidak diungkap tuntas akan berakibat timbulnya permasalahan baru. Kami mendorong aparat hukum segera mengusut tuntas persoalan ini dan para pelaku harus segara diringkus dan diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Amak kepada apahabar.com.

Menurut Amak, kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparat hukum sedang dipertaruhkan.

“Kalau kasus ini tidak cepat diusut tuntas, kami akan terus mendorong proses hukum, jangan sampai kasus yang menimpa rekan mahasiswa kami dibiarkan berlarut-larut,” katanya.

Siapa pun pelakunya, kata Amak, mesti diproses hukum sebagaimana mestinya.

“Harus bertanggungjawab. Kasus ini akan terus kami kawal hingga pelaku ditemukan,” kata Amak.