Kalsel

16 Hari Anti-Kekerasan, Aktivis Perempuan Kampanyekan Kesetaraan Gender di Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Narasi Perempuan Banjarmasin menggelar kampanye 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP). Kampanye berbalut…

Sejumlah aktivis perempuan turun ke jalan mengampanyekan 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP), Rabu (25/11) sore. apahabar.com/Musnita Sari

apahabar.com, BANJARMASIN – Narasi Perempuan Banjarmasin menggelar kampanye 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP).

Kampanye berbalut aksi damai diiringi dengan pembacaan narasi dan puisi yang menyoroti kesenjangan kesetaraan gender di Jalan S. Parman Banjarmasin, Rabu (25/11) sore.

“Pekerjaanmu saat ini, benarkah panggilan dari hatimu dan kau menikmatinya? Atau setiap hari kau sesungguhnya tersiksa bukan main, seperti mayat hidup di tempat kerja, tapi mau bagaimana lagi?” lantang Nolinia Zega, salah seorang orator membacakan puisi.

Menurut Koordinator Aksi, Rizki Anggarini Santika Febriani, kesadaran terhadap hak asasi manusia, khususnya perempuan di Banjarmasin masih rendah.Padahal, angka pernikahan usia anak di Kalimantan Selatan termasuk tinggi, yakni mencapai 23,12 persen.

“Kita berharap lebih banyak yang aware. Tujuan aksi hari ini untuk memperkenalkan kembali apa itu 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan,” kata mahasiswa Ilmu Komunikasi ULM Banjarmasin ini.

Sejumlah aktivis perempuan turun ke jalan mengampanyekan 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP), Rabu (25/11) sore. apahabar.com/Musnita Sari

Sejumlah isu mereka hadirkan. Antara lain, kekerasan seksual di dunia kerja, diskriminasi berbasis gender, kekerasan terhadap perempuan Papua, hingga pemberian upah murah.

Sejumlah isu tersebut yang dinilai menempatkan perempuan pada posisi marginal.

Aksi 16 HAKTP juga menjadi salah satu kampanye internasional yang mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.

Sejumlah aktivis perempuan turun ke jalan mengampanyekan 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP), Rabu (25/11) sore. apahabar.com/Musnita Sari

Pada 1991, Womans Global Leadership Institue menggagas kampanye ini dari 25 November hingga 10 Desember, atau bertepatan dengan hari HAM Internasional.

Sementara di Indonesia, kampanye ini diinisiatori oleh Komisi Nasional Perempuan sejak 2003 lalu.

“Rencananya kita juga akan bagi-bagi masker untuk membangun awarness bagi masyarakat,” lanjutnya.