Konflik Sunni-Syiah

11 Tahun Mengungsi, Penyintas Konflik Sunni-Syiah Sampang Pulang Kampung

Pengungsi konflik Sunni-Syiah asal Sampang di Rusunawa Jemundo, Sidoarjo kembali dipulangkan ke kampung halamannya hari ini.

Pengungsi Konflik Sunni-Syiah Sampang di Rusunawa Sidoarjo pulang untuk tahap kedua hari ini, Kamis (4/5) , (Foto: apahabar.com/HanaaSeptiana)

apahabar.com, SURABAYA - Pengungsi konflik Sunni-Syiah asal Sampang, Madura di Rusunawa Jemundo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dipulangkan ke kampung halamannya hari ini, Kamis (4/5). Ini merupakan pemulangan tahap kedua, setelah tahap pertama pada pertengahan tahun 2022. 

Sebanyak 265 pengungsi dari 62 KK dipulangkan menggunakan 5 bus yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang. Para pengungsi tersebut sudah tinggal di Rusunawa Jemundo sejak April 2012. 

Sebelumnya, sudah ada 53 pengungsi dari 14 KK yang dipulangkan pada tahap pertama. “Tahap 1 alhamdulillah aman, sekarang tahap kedua lebih banyak jumlahnya,” ujar  Bripka Eko Purwanto, anggota Satuan Intel Polres Sampang yang mendampingi para pengungsi. 

Sementara itu, masih ada 25 pengungsi lainnya yang tinggal di Rusunawa Jemundo. Mereka belum dipulangkan karena terkendala urusan administrasi.

Baca Juga: Dulu Lapangan Kini Alun-Alun, Ribuan Warga Padati Trunojoyo Sampang

“Sisanya kira-kira dipulangkan bulan Oktober 2023,” ujar Mustain,Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkesbangpol) Kabupaten Sidoarjo, saat ditemui di Rusunawa Jemundo, Kamis (4/5)

Sementara itu, Koordinator penyintas konflik syiah-sunni Sampang, Tajul Muluk menyambut baik upaya Pemkab Sampang untuk memulangkan mereka. Pasalnya, para pengungsi sangat merindukan kembali ke kampung halamannya setelah 11 tahun konflik berlalu.

Meski begitu, dia menjelaskan masih ada sebagian warga yang pulang pada tahap kedua belum memiliki tempat tinggal yang permanen di Sampang. Mereka pun akan ditampung dulu di rumah keluarga terdekat untuk sementara waktu. 

Kondisi ini berbeda dengan pemulangan tahap pertama pada tahun lalu. Menurut Tajul, seluruh KK yang telah pulang pada tahap pertama sudah memiliki rumah di Sampang.

Baca Juga: Tradisi 'Ter Ater' Masih Melekat Bagi Masyarakat Madura Setelah Lebaran

“Kalau tahap dua ini kan sepertinya hanya seremonial, karena hanya ada 3 KK yang sudah ada rumah di Sampang, lainnya belum,” papar Tajul. 

Tajul mengungkapkan masih banyak warga Desa Karang Gayam yang merupakan penyintas konflik Sunni-Syiah belum memiliki rumah. Rumah mereka telah rusak akibat konflik yang terjadi pada April 2012 lalu.

Karenanya, sebagian pengungsi yang pulang pada tahap kedua ini, kemungkinan akan kembali lagi ke Rusunawa Jemundo. Terutama jika mereka tidak memiliki tempat tinggal yang layak dalam jangka panjang.

“Mereka ini ditampung sementara di rumah keluarga terdekat, tapi kan enggak mungkin lama-lama,” tutur Tajul.

Baca Juga: Kebutuhan Industri, HCML Produksi Gas Dari Lapangan MAC di Selat Madura

Pada kesempatan itu, Tajul ikut mengantar warganya sampai ke Pendopo Kabupaten Sampang. Setelah itu, dia akan kembali ke Sidoarjo atau Rusunawa Jemundo.

“Anak-anak saya masih sekolah dan kuliah di sini (Sidoarjo), jadi banyak pertimbangan untuk pulang lagi,” papar Tajul. 

Selain itu, ia juga memasrahkan sepenuhnyakepada Pemkab Sampang terkait kepulangan wargakali ini. Ia yakin, sebagaimana kepulangan warganya pada tahun lalu, kepulangan pada periode ini seharusnya tetap aman.

Untuk diketahui, konflik sunni-syiah di Karang Gayam, Sampang, Madura terjadi pada pertengahan 2012. Konflik itu terjadi karena kelompok Sunni yang tidak terima dengan keberadaan kelompok Syiah dianggap sesat.

Baca Juga: Sambangi Madura, AHY Rajut Silaturahmi dan Berguru ke Ulama

Rumah-rumah warga Syiah dihancurkan oleh kelompok Sunni. Kelompok Syiah pun diungsikan ke GOR Sampang untuk sementara waktu. 

Seiring berjalannya waktu, mereka dipindahkan ke Rusunawa Jemundo di Jawa Timur hingga saat ini. Kini, sebagian besar kelompok pengungsi tersebut sudah dibaiat atau kembali ke ajaran ahlussunnah waljamaah (Sunni). Karenanya, mereka ingin kembali ke kampung halamannya.